Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Potensi Kripto Masuki November Bullish, Apa Kata Tokocrypto?

Potensi Kripto Masuki November Bullish, Apa Kata Tokocrypto? Kredit Foto: Tradecurve
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pedagang aset kripto berbasis di Indonesia, Tokocrypto mengamati bahwa harga Bitcoin (BTC) mencapai level di atas US$35 ribu (Rp550 juta). Namun, pengamat Tokocrypto mengatakan, akibat sentimen pendorong seperti The Fed mempertahankan suku bunga di kisaran 5,25% hingga 5,50%, telah memicu sentimen bullish dan memberi dampak signifikan di pasar kripto. 

Dilansir dari keterangan resminya pada Jumat (3/11/2023), trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur mengatakan, berdasarkan data Bitcoin Monthly returns, bahwa sejak tahun 2013, BTC telah mencatat lima kali penutupan bulanan yang positif di bulan November. Data ini juga mengindikasikan bahwa ada kemungkinan lebih dari 60% bahwa November akan tetap menguntungkan bagi Bitcoin setelah bulan Oktober positif.

Baca Juga: Akhirnya! Coinbase Luncurkan Layanan Kripto Berjangka Teregulasi untuk Pedagang Ritel di AS

"Faktor-faktor tersebut menunjukkan pola historis yang menarik, meskipun data Bitcoin Monthly returns tidak cukup untuk mengambil keputusan tentang arah pergerakan harga BTC di masa depan. Oleh karena itu, para investor harus tetap berhati-hati dan mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi pasar kripto secara keseluruhan," ujar Fyqieh yang dilansir pada Jumat (3/11/2023).

Pada November 2023 ini, beberapa sentimen pendorong akan muncul, termasuk kekhawatiran terkait kegagalan bank, perkembangan makroekonomi, dan peningkatan minat dari institusi-institusi keuangan. Semua faktor ini akan berkontribusi terhadap volatilitas pasar Bitcoin. Menjelang akhir tahun, berita seputar ETF dan prospek halving Bitcoin berikutnya, yang diperkirakan akan terjadi dalam waktu sekitar 6 bulan, akan menjadi lebih penting.

Fyqieh mengamati, kenaikan di pasar kripto yang terjadi setelah The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga dalam kisaran 5,25% hingga 5,50%, telah memicu sentimen bullish pada bulan November ini. Alhasil, ini berdampak signifikan di pasar, sehingga menguatkan investor dan trader di industri kripto. Bitcoin sempat mencapai level tertinggi baru pada tahun 2023, diperdagangkan di atas US$35.500 (Rp558 juta) setelah keputusan The Fed.

"Kebijakan suku bunga yang stabil telah memberikan dorongan bagi Bitcoin untuk mendapatkan kembali momentumnya. Ini mungkin akan membantu Bitcoin untuk dengan percaya diri mencapai level resisten di angka US$36.000 (Rp565 juta)," tambah Fyqieh.

Dengan kebijakan moneter yang stabil dari The Fed dan perhatian yang diberikan pada indikator-indikator ekonomi, pasar menantikan potensi era stabilitas dan pertumbuhan. Skenario ini menciptakan dorongan bagi Bitcoin untuk mencapai level tertinggi baru setiap tahun, dengan target mencapai US$40.000 (Rp628 juta) pada akhir tahun 2023.

Baca Juga: Reku Helat Indonesia Bitcoin Conference 2023, Ajang Tingkatkan Pertumbuhan & Adopsi Kripto

Namun, Fyqieh juga memperingatkan, angka tersebut mungkin akan sulit dicapai, mengingat pidato dari Ketua The Fed, Jerome Powell, yang dapat memicu kekhawatiran baru tentang pengetatan kebijakan moneter bank sentral. Sementara itu, responden di CME FedWatch Tool menunjukkan peningkatan kemungkinan kenaikan suku bunga pada pertemuan FOMC bulan Desember mendatang. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: