Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

PLTS Terapung Cirata Jadi Etalase Percepatan Transisi Energi di Indonesia

PLTS Terapung Cirata Jadi Etalase Percepatan Transisi Energi di Indonesia Kredit Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata akan menjadi etalase percepatan transisi energi dalam mendukung pencapaian menuju Net Zero Emission (NZE). 

Arifin menyebut bahwa, PLTS tersebut akan memberikan kontribusi terhadap NZE sebesar 245 GWh per tahun dan mengurangi emisi sebesar 214.000 ton per tahun.

"Kapasitas PLTS Terapung Cirata masih bisa dikembangkan lebih besar lagi, dengan total potensi maksimum mencapai sekitar 1,2 GWp apabila memanfaatkan 20% dari luas total waduk Cirata," ujar Arifin dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (9/11/2023). 

Baca Juga: PLTS Terapung Cirata Telah Resmi, Presiden Jokowi: Ini Bersejarah!

Arifin mengatakan, pengembangan pembangkit solar PV skala besar ini bisa menjadi daya tarik industri untuk membuat bahan baku solar PV.

"Harapannya, nanti bahan baku ke depan bisa dikembangkan di indonesia supaya TKDN-nya bisa full," ungkapnya.

PLTS Terapung Cirata adalah hasil kolaborasi dua negara yakni Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA), yang melibatkan subholding PLN Nusantara Power dengan Masdar dari UEA. 

Hadirnya PLTS Terapung skala besar di Indonesia diharapkan akan meningkatkan kepercayaan investor serta mendorong inovasi teknologi sebagai solusi keterbatasan lahan dalam pengembangan energi surya, dimana Indonesia memiliki potensi PLTS Terapung yang sangat besar.

PLTS Terapung ini juga bisa menjadi showcase dalam mengoptimalkan potensi PLTS terapung pada waduk dan bendungan lainnya di Indonesia, dengan potensi sebesar 89,36 GW di 295 lokasi. Dari total potensi PLTS Terapung tersebut, terdiri dari PLTS terapung di danau sebesar 74,67 GW di 36 lokasi dan PLTS terapung di bendungan sebesar 14,7 GW di 259 lokasi.

Sedangkan potensi PLTA di bendungan tercatat sebesar 567,4 MW yang terdiri dari 557,3 MW (59 Bendungan) tercantum di RUPTL 2021-2030 dan 10,8MW (8 Bendungan) diluar RUPTL. Di samping itu juga terdapat rencana pembangunan pump storage sebesar 4,2 GW pada tahun 2030.

Dalam pengerjaannya, proyek PLTS Terapung Cirata melibatkan pekerja dari warga sekitar sebanyak kurang lebih 1.400 pekerja dari komunitas lokal sekitar proyek dan UMKM sekitar. 

Baca Juga: PLTS Terapung Cirata Segera Beroperasi, Energi Bersih Akan Berseri

Selain itu, melalui inovasi teknologi tinggi mampu mengatasi kedalaman waduk menantang 80-100 meter, kemiringan 5-20 derajat, variasi level elevasi air waduk hingga 15 meter, dan penggunaan special design untuk anchoring dan mooring dengan dasar waduk yang berlumpur.

Dari sisi tarif, tarif PLTS Terapung Cirata yang sangat kompetitif sebesar USD 5,8 cent/kWh, diharapkan akan menurunkan Biaya Pokok Penyediaan (BPP) tenaga listrik dan membuat PLN lebih mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap subsisdi/ kompensasi. Pembangkit ini juga membantu masyarakat mendapatkan pasokan listrik yang lebih hijau.

Bahkan membuka kesempatan kepada masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam pengembangan energi hijau baik dengan Renewable Energy Certificate (REC) maupun perdagangan karbon

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: