Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Waspada! Penipuan Lowongan Kerja Makin Merajalela, Begini Ciri-cirinya

Waspada! Penipuan Lowongan Kerja Makin Merajalela, Begini Ciri-cirinya Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Berbagai jenis penipuan telah melanda seluruh Asia setelah pandemi, yang menunjukkan meningkatnya tren tentang penipuan online di kawasan Asia. Sayangnya, masih banyak orang yang terjerat oleh penipuan lowongan pekerjaan, khususnya pekerjaan yang didapatkan secara online.

Berdasarkan data dari Kementerian Luar Negeri RI, selama empat tahun terakhir (2020 - Oktober 2023), di kawasan Asia Tenggara sendiri tercatat lebih dari 3.317 warga Indonesia yang menjadi korban penipuan lowongan kerja online dan diperkirakan jumlah ini akan terus bertambah. 

Terlebih lagi, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2023, tercatat bahwa 7,86 juta masyarakat Indonesia menganggur. Hal ini tentunya sangat penting untuk diwaspadai oleh para pencari kerja dengan adanya kemungkinan muncul modus penipuan lowongan kerja baru dengan memanfaatkan keadaan saat ini. Baca Juga: Info Loker, BPKH Buka Lowongan Kerja untuk S1-S2 Semua Jurusan, Buruan!

Untuk itu, JobStreet by SEEK mengambil peran besar untuk terus menjaga platformnya agar tetap aman untuk digunakan. Scott Stiles selaku Head of Fair Hiring dari SEEK (induk perusahaan dari JobStreet & JobsDB), memaparkan 10 ciri-ciri utama yang harus diwaspadai dari sebuah lowongan pekerjaan yang mungkin merupakan penipuan. Simak ya!

1. Panggilan telepon berulang kali

Para penipu sering kali melakukan panggilan telepon berulang kali, untuk mencoba memaksa kamu menerima tawaran dari mereka. Mereka sering kali mengatakan bahwa kamu bisa kehilangan kesempatan kerja jika tidak merespons atau menyetujui persyaratan mereka dengan cepat.

2. Permintaan informasi yang pribadi atau sensitif

Penipu yang ingin mendapatkan informasi kamu sering kali akan langsung meminta informasi pribadi. Mereka mungkin meminta dokumen seperti bukti tempat tinggal atau buku tabungan. Namun, perusahaan-perusahaan terkemuka biasanya tidak meminta dokumen tersebut itu sampai proses wawancara atau orientasi.

3. Situs web perusahaan yang mencurigakan

Hampir semua orang dapat membuat dan mengelola situs web, namun para penipu sering kali membuat platform online yang menyamar sebagai perusahaan fiktif atau membuat sebuah situs seakan-akan merupakan perusahaan yang sah. Salah satu hal yang juga patut diwaspadai adalah jika perusahaan tidak dapat dilacak dan tidak memiliki kehadiran online.

4. Janji dan tawaran pekerjaan yang tidak realistis

Waspadai lowongan pekerjaan yang menjanjikan gaji tinggi atau tunjangan yang terdengar terlalu menggiurkan. Para penipu sering menggunakan tawaran menarik ini untuk memikat korban yang tidak menaruh curiga.

5. Cara komunikasi yang tidak profesional

Perhatikan bahasa, tata bahasa, dan nada komunikasi secara keseluruhan. Perusahaan yang benar biasanya mempertahankan sikap profesional dan sopan. Jika kamu melihat banyak kesalahan pengejaan, bahasa yang tidak rapi, atau komunikasi yang tidak konsisten, ini bisa menjadi tanda penipuan.

6. Tidak memerlukan proses wawancara

Berhati-hatilah jika proses perekrutan tidak memerlukan proses wawancara. Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak mementingkan kepribadian kamu atau seberapa baik kamu dalam menyelaraskan diri dengan budaya perusahaan mereka.

7. Mengirimkan link yang mencurigakan dan berbahaya

Berhati-hatilah saat mengklik link selama proses lamaran kerja, karena link tersebut dapat mengarah pada aplikasi palsu yang dirancang semata-mata untuk mengambil informasi rekening bank atau kartu kredit.

8. Persyaratan dan deskripsi pekerjaan yang tidak jelas

Lowongan pekerjaan asli memberikan tanggung jawab dan persyaratan pekerjaan yang jelas sesuai dengan posisi yang dideskripsikan. Sebaliknya, lowongan pekerjaan palsu dan perekrut yang meragukan cenderung memberikan peran, tugas, dan persyaratan pekerjaan yang ambigu, tidak jelas, dan terlalu umum, sehingga memungkinkan hampir semua orang memenuhi syarat.

9. Permintaan biaya untuk penempatan atau peralatan kerja

Berhati-hatilah jika perekrut meminta uang di muka, khususnya untuk penempatan, peralatan, atau pelatihan kerja. Selain itu, perekrut, headhunter, dan agen perekrutan yang bereputasi baik umumnya tidak akan mengenakan biaya kepada calon pencari kerja.

10. Menerima pekerjaan di luar negeri tanpa visa kerja

Jika kamu sedang mempertimbangkan untuk bekerja di luar negeri, dan perusahaan bersikeras agar kamu memasuki negara tersebut dengan visa pengunjung, bukan visa kerja yang sah, maka hal ini merupakan tanda peringatan penipuan. Baca Juga: Menggeliat Kuat, Jobstreet Bongkar Tren Bursa Tenaga Kerja di Asia Tenggara

"JobStreet by SEEK telah menerapkan sistem yang kuat di platformnya untuk memverifikasi keabsahan iklan lowongan kerja yang tersedia, termasuk pemanfaatan AI (artificial intelligence) untuk meningkatkan kemampuan deteksi dan pencegahan penipuan. Antara Juli 2022 hingga Juni 2023, perusahaan induk JobStreet, SEEK secara otomatis memindai 7,8 juta iklan lowongan kerja di semua platformnya di kawasan Asia Pasifik," ujar Scott Stiles, dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (17/11/2023).

Lebih lanjut katanya, sekitar 10% dari iklan lowongan kerja telah ditandai untuk ditinjau secara manual (780.000 iklan lowongan kerja), lebih dari 1.900 pemberi kerja dikeluarkan dari platform selama proses orientasi, 350 akun pemberi kerja ditutup karena penipuan, dan lebih dari 2.800 iklan lowongan kerja telah dihapus.

"Karena modus penipuan lowongan kerja yang terus berkembang, sangat penting bagi para pencari kerja untuk tetap waspada dan cerdas dalam mencari kesempatan kerja. Bersama-sama, kita bisa bekerja menuju pasar kerja online yang lebih aman untuk semua masyarakat Indonesia," imbuhnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: