Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

KPI Siap Kawal Proyek Blue Ammonia Pertama di Asia Tenggara

KPI Siap Kawal Proyek Blue Ammonia Pertama di Asia Tenggara Kredit Foto: KPI
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) siap mengawal transisi energi berbasis inovasi dilanjutkan dengan komitmennya mengawal Proyek Blue Ammonia di Teluk Bintuni, Papua Barat. 

Sebagaimana diketahui, Proyek yang digadang menjadi pionir produsen Blue Ammonia ramah lingkungan di Asia Tenggara tersebut berpotensi menurunkan emisi karbon sebanyak 80% atau setara dengan 1,6 juta ton karbon dioksida per-tahun. 

Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman mengatakn, KPI optimistis menyambut mandat yang diberikan PT Pertamina (Persero) dalam pengembangan Blue Ammonia, sebuah alternatif amonia ramah lingkungan, yang tentunya juga akan berkontribusi bagi pertumbuhan industri petrokimia di Papua Barat. 

"Proyek ini ditargetkan on-stream di tahun 2030 dengan kapasitas produksi hingga 875 ribu ton per tahun,” ujar Taufik dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa (28/11/2023). 

Baca Juga: Setelah Pabrik Gas Terbesar, Jokowi Lakukan Groundbreaking Tiga Proyek Energi Lagi di Papua

Taufik mengatakan, potensi dekarbonisasi dari proyek Blue Ammonia Bintuni akan menambah prestasi KPI yang terhitung akumulatif di tahun 2022 berhasil melakukan reduksi emisi karbon hingga 3,3 juta ton CO2. 

Sementara itu, Corporate Secretary KPI, Hermansyah Nasroen mengatakan, perseroan antusias untuk berkolaborasi dalam fase studi kelayakan pengembangan Blue Ammonia di Bintuni. 

"Dase studi kelayakan ini sangat penting untuk meneliti dan mengoptimalkan potensi pasokan gas dan injeksi CO2 dalam mengembangkan Blue Ammonia. Potensi gas alam di Teluk Bintuni sendiri mencapai 90 MMSCFD,” ujar Hermansyah.

Dimana, Studi kelayakan yang dilaksanakan tahun ini merupakan aksi nyata pasca penandatanganan Memorandum of Understanding antara KPI dengan BP Berau Ltd (bp), operator Tangguh.

Ia melanjutkan bahwa setelah Studi Kelayakan, tahapan Basic Engineering Design (BED) dan Front End Engineering Design (FEED) akan dilakukan sepanjang tahun 2024 hingga 2025 sebelum nantinya dilakukan Final Investment Decision (FID) dan dilanjutkan dengan tahapan Engineering Procurement & Construction (EPC).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: