Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Simak! Ini Strategis KPI Lakukan Hilirisasi Gas

Simak! Ini Strategis KPI Lakukan Hilirisasi Gas Kredit Foto: Antara/Idhad Zakaria
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) menyatakan bahwa pengembangan Blue Ammonia Bintuni merupakan bagian dari strategi hilirisasi gas KPI dalam mengelola potensi pasokan gas domestik yang besar. 

Sekretaris Perusahaan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Hermansyah Nasroen mengatakan, proyek hilirisasi gas ini ini memiliki sejumlah nilai strategis dari aspek bisnis, maupun sosio-ekonomi. 

"Yang pertama adalah memberikan nilai tambah bagi perekonomian nasional dengan menekan jumlah impor dengan proyeksi penghematan hingga US$500 juta," ujar Herman dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa (28/11/2023). 

Herman mengatakan, penyediaan energi alternatif, di mana Blue Ammonia dapat dimanfaatkan dalam produksi listrik bersih bersistem co-firing

Dimana, pembangkit listrik dengan sistem co-firing sendiri diartikan sebagai penggunaan bahan biomassa selain bahan bakar fosil dalam sistem untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. 

"Yang tak kalah penting, proyek ini memiliki multiplier effect bagi perekonomian di wilayah Papua Barat melalui industri petrokimia," ujarnya. 

Baca Juga: Masa Transisi Energi, Pasokan Migas Siap Dijaga KPI

Tak hanya hilirisasi gas, KPI juga on track menjalankan strategi pengembangan kilang lainnya yang mencakup pengembangan Kilang Hijau (Green Refinery), proyek perluasan kilang (Refinery Development Master Plan), proyek pengembangan kilang baru (Grass Root Refinery), hingga komplek kilang petrokimia (Petrochemical Complex).

Sebagaimana diketahui, Fasilitas Carbon Capture, Utilizaton and Storage (CCUS) di Area Tangguh merupakan bagian tak terpisahkan dari proyek Blue Ammonia di Bintuni. 

CCUS merupakan teknologi penangkapan dan penyimpanan emisi karbon sehingga tak terlepas ke atmosfer. Dalam proses produksi Blue Ammonia tersebut, sekitar 80% emisi karbon dioksida yang dihasilkan akan ditangkap dan diinjeksikan kembali ke dalam bumi melalui CCUS. 

“Dikaitkan dengan peta jalan ESG KPI, integrasi teknologi CCUS ini selaras dengan beberapa fokus keberlanjutan yang sudah dipetakan dalam dokumen ESG kami antara lain reduksi karbon, pengembangan portfolio rendah karbon, hingga inovasi dekarbonisasi,” ucapnya. 

Baca Juga: Jokowi Resmikan Tangguh Train 3, Penghasil Gas Bumi Terbesar Senilai Rp72,45 Triliun di Papua

Di tahun 2023 ESG Rating KPI sudah mencapai angka memuaskan yang mengungguli perusahaan-perusahaan lain di sektor yang sama dan akan diselaraskan dengan strategi pengelolaan resiko ESG dalam operasi bisnis sehari-hari. 

Ia menambahkan, pada konteks global nantinya proyek Bintuni ini akan menjawab Sustainable Development Goals 13 (Climate Action) serta 8 (Decent Work and Economic Growth). 

"Mohon dukungan para pihak untuk kelancaran proyek Blue Ammonia ini yang nantinya akan menjadi solusi energi bersih untuk menunjang target Net Zero Emission 2060," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: