Gibran Rakabuming dan Masjid Raya Solo Syeikh Zayed: Kunci Sukses Pariwisata Halal
Oleh: Elsa Salsabilah, Ketua Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kota Tangerang
Dalam era modern yang terus berkembang, peran masjid telah melampaui batasan dimensi keagamaan. Kini, masjid juga memainkan peran penting dalam aspek ekonomi dan pariwisata. Sebuah contoh yang menonjol adalah Masjid Solo Syeikh Zayed di Kota Solo, yang semakin berkembang sebagai pusat wisata halal, berkat prestasi Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka, dalam menggali potensi masjid ini sebagai daya tarik utama bagi wisatawan muslim. Masjid Solo Zayed, yang diambil nama dari pendiri Uni Emirat Arab, Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan, tidak hanya merupakan tempat ibadah yang megah, tetapi juga telah menjadi pusat kegiatan ekonomi dan pariwisata di wilayah tersebut. Kepemimpinan Gibran Rakabuming Raka selaku Walikota Solo memperhatikan secara khusus pengembangan masjid ini sebagai destinasi wisata halal yang unggul. Keberhasilan dalam mengangkat peran masjid ini merupakan hasil dari kombinasi visi kepemimpinan yang progresif dan pemahaman mendalam akan potensi ekonomi wisata halal.
Kehadiran masjid sebagai pusat kegiatan ekonomi dan pariwisata menandakan adanya tren global yang menunjukkan peningkatan minat wisatawan Muslim yang mencari destinasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip agama mereka. Masjid Solo Zayed bukan hanya menonjol karena keindahan arsitekturnya dan keberkahan spiritual, tetapi juga karena menyediakan berbagai fasilitas yang mendukung kebutuhan wisatawan muslim, seperti hotel dan restoran yang menawarkan makanan halal.
Baca Juga: Usai Ditemui Gibran, Mantan Ketum PBNU Nyatakan Netral di Pilpres 2024
Sukses ini tak terlepas dari peran strategis Gibran Rakabuming Raka dalam mendorong pengembangan masjid sebagai pusat wisata halal. Langkah-langkah konkret yang diambil oleh Walikota Solo meliputi peningkatan fasilitas pendukung, promosi, serta pengembangan program wisata yang mempertimbangkan kebutuhan wisatawan muslim. Dengan memahami preferensi dan kebutuhan pasar target, Gibran mampu menciptakan lingkungan yang ramah terhadap wisatawan muslim, serta mendukung perkembangan industri wisata halal di Solo.
Pentingnya membangun infrastruktur pendukung seperti akomodasi yang ramah terhadap wisatawan muslim tak hanya memfasilitasi para pengunjung, tetapi juga membuka peluang investasi di sektor properti dan perhotelan. Keberhasilan Masjid Solo Zayed dalam menarik kunjungan wisatawan muslim telah memberikan dampak positif pada perekonomian lokal. Ini mencakup penciptaan lapangan kerja baru dan juga meningkatkan citra Kota Solo sebagai destinasi wisata halal yang berkembang.
Dalam perspektif ini, masjid tidak hanya menjadi tempat ibadah semata, tetapi juga menjadi sumber kontribusi ekonomi yang signifikan pada pertumbuhan kota. Visi kepemimpinan Gibran Rakabuming Raka yang melihat masjid sebagai elemen kunci dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan menjadi tergambar jelas. Dengan cara ini, masjid tidak hanya menjadi pusat spiritual, tetapi juga menjadi mesin penggerak ekonomi yang mendukung kesejahteraan masyarakat.
Sebagai pemimpin yang memiliki latar belakang dan kepekaan terhadap potensi ekonomi dan pariwisata, Gibran Rakabuming Raka berhasil mengubah pandangan terhadap peran masjid dalam pembangunan kota. Langkah-langkah inovatif dan progresifnya menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan sektor wisata halal. Prestasi ini bukan hanya memperkuat posisi Solo sebagai destinasi wisata halal yang menonjol, tetapi juga menciptakan model bagi kota-kota lain untuk menggali potensi ekonomi di sekitar masjid.
Masjid dalam konteks budaya Islam bukan hanya tempat ibadah, melainkan juga memegang peranan penting dalam membentuk komunitas, memajukan kesejahteraan sosial, serta menginspirasi pengembangan ekonomi. Wisata halal telah menjadi dasar bagi masjid untuk menjadi pusat pengembangan ekonomi yang mendorong pertumbuhan ekonomi lokal serta memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat.
Wisata halal bukan sekadar fenomena global yang berkembang pesat, tetapi juga mencakup layanan dan produk yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Dalam sebuah studi yang dipublikasikan di "Journal of Islamic Marketing," masjid dianggap sebagai bagian dari ekosistem ekonomi dan bisnis di wilayah lokal. Dengan fasilitas yang diperluas, seperti toko suvenir, warung makan halal, dan penginapan sesuai prinsip-prinsip Islam, masjid dapat menarik wisatawan Muslim dari berbagai negara yang mencari pengalaman wisata yang bersahabat dengan nilai-nilai agama mereka. Masjid, dengan infrastruktur yang tepat dan pemasaran yang efektif, dapat menjadi pusat perhatian yang mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. Ini terlihat dari contoh masjid di Timur Tengah, Asia Tenggara, bahkan masjid bersejarah di Eropa yang menarik jutaan wisatawan Muslim setiap tahunnya. (Sumber: "Halal tourism: literature review and experts’ view" - Journal of Islamic Marketing, Vol. 11 Issue: 3, 2020)
Peran masjid dalam pengembangan ekonomi tidak hanya melalui wisata halal, tetapi juga melalui inisiatif sosial dan pendidikan. Masjid sering kali menjadi pusat kegiatan sosial di komunitas Muslim, menyediakan layanan pendidikan, bantuan kemanusiaan, dan program pengembangan keterampilan. Dalam kerangka ini, masjid memiliki potensi untuk meluncurkan program pelatihan kewirausahaan, mengajarkan keterampilan ekonomi, serta memberikan bantuan bagi usaha kecil dan menengah di sekitarnya. Masjid, sebagai pusat pendidikan agama, juga dapat menjadi platform untuk mengajarkan nilai-nilai kewirausahaan, etika kerja, dan pengelolaan usaha yang berkelanjutan kepada masyarakat. Dengan memberikan pendidikan yang memadai, masjid dapat membantu menciptakan generasi penerus yang memiliki pemahaman yang lebih baik tentang pengelolaan ekonomi yang bertanggung jawab dan beretika.
Kerjasama yang erat antara komunitas, pemerintah, dan sektor swasta sangat penting dalam mewujudkan penerapan wisata halal di sekitar masjid. Pemerintah memiliki peran dalam memberikan dukungan pengembangan infrastruktur, perizinan, serta keamanan bagi para wisatawan. Sementara itu, pelaku usaha lokal dapat berperan dalam menyediakan layanan dan produk yang sesuai dengan prinsip-prinsip wisata halal. Kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan ini akan membantu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan ekonomi yang berkelanjutan di sekitar masjid.
Baca Juga: SETARA Institute Pernah Catatkan Solo Kota Paling Toleran dan Prestasi Gibran Lainnya
Dalam menghadapi tantangan dan peluang yang dihadapi, masjid memiliki potensi besar sebagai motor penggerak dalam pengembangan ekonomi melalui konsep wisata halal. Dengan pengelolaan yang baik dan kerjasama yang erat antara berbagai pihak, masjid dapat menjadi lebih dari sekadar tempat ibadah, melainkan juga menjadi pusat ekonomi dan kesejahteraan bagi komunitas lokal serta para wisatawan. Dengan demikian, peran Masjid Solo Syeikh Zayed dan prestasi Gibran Rakabuming Raka sebagai Walikota Solo dalam mengembangkan potensi masjid sebagai tempat wisata halal tidak hanya menjadi kebanggaan lokal, tetapi juga menjadi sumber inspirasi bagi upaya pengembangan serupa di berbagai daerah. Melalui sinergi antara dimensi keagamaan, ekonomi, dan pariwisata, masjid dapat menjadi pusat pembangunan yang berkelanjutan, memberikan manfaat besar bagi masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement