TKN Tak Merasa Prabowo Diserang Meski Debat Ungkit Soal Pelanggaran HAM Masa Lalu
Dalam gelaran debat kandidat Calon Presiden (Capres) perdana di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, pada Selasa (12/12/2023) malam, tampak para peserta debat melempar pertanyaan yang terkesan menyudutkan capres nomor urut 2, Prabowo Subianto.
Menanggapi hal itu, Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, Nusron Wahid mengaku tidak merasa pasangan calonnya diserang dalam gelaran debat perdana kandidat capres.
Nusron bahkan mengaku, pihaknya menghormati pertanyaan-pertanyaan yang dilempar peserta debat lainnya kendati dinilai ofensif ke Prabowo Subianto. Dia menyebut publik yang akan menilai aksi para peserta debat lainnya.
Baca Juga: TKN Klaim Kemenangan Prabowo Subianto di Debat Perdana Kandidat Capres
"Kami tidak pernah merasa diserang. Yang merasakan biar publik yang menilai. Pokoknya apa pun aksi yang dilakukan oleh paslon yang lain kami hormati," kata Nusron kepada wartawan di Jakarta, Selasa (12/12/2023).
Nurson juga mengaku tak tersinggung dengan pertanyaan-pertanyaan yang menyinggung kasus Hak Asasi Manusia (HAM) masa lalu yang menyeret nama Prabowo Subianto. Pasalnya debat tersebut juga dihadiri para aktivis HAM yang berada di jajaran pendukung Prabowo Subianto.
"Kami juga bawa, ada Mas Budiman, ada Mas Agus Jabo, ada Andi Arief, Muzakir, ada Natalius Pigai, dan sebagainya. Membuktikan bahwa sudah ada proses kebersatuan antara aktor-aktor negara pada masa lampau dan aktor-aktor sejarah," ujarnya.
Oleh karenanya, Nusron mengaku pihaknya sama sekali tidak merasakan adanya serangan. Dia juga menilai pengusutan kasus pelanggaran HAM masa lalu bukan tidak beban bagi Prabowo Subianto lantaran penyelesaiannya merupakan tanggung jawab negara.
"Tindakan penyelesaian masalah itu bukan tanggungjawabnya Pak Prabowo secara pribadi, tapi tanggungjawabnya negara. Kalau ada tindakan-tindakan semacam itu. Jadi kami tidak pernah merasakan itu," tandasnya.
Sebagaimana diketahui, dalam debat perdana kandidat capres, Prabowo Subianto menerima pertanyaan seputar pelanggaran HAM berat masa lalu dari capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo.
Adapun pertanyaan Ganjar Pranowo menyangkut pada peristiwa 65, penembakan misterius, peristiwa Palang Sari, penembakan misterius, penghilangan paksa, hingga Wamena. Ganjar juga menyinggung rekomendasi yang dikeluarkan DPR terkait pengusutan pelanggaran HAM pada tahun 2009 lalu.
"Saya ingatkan pada tahun 2009 DPR sudah mengeluarkan 4 rekomendasi pada saat itu kepada presiden, satu membentuk pengadilan HAM ad-hoc, yang kedua menemukan 13 korban penghilang paksa, yang ketiga memberikan kompensasi dan pemulihan, dan yang keempat meratifikasi konvensi anti penghilangan paksa sebagai upaya pencegahan," papar Ganjar.
"Pertanyaan saya hanya dua, kalau bapak ada di situ apakah bapak akan membuat pengadilan HAM dan membereskan rekomendasi DPR? Pertanyaan kedua, di luar sana menunggu banyak ibu-ibu apakah bapak bisa membantu menemukan di mana kuburnya yang hilang agar mereka bisa berziarah?" tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Hidayat
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement