Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tergantung China, Begini Prediksi Nasib Industri Pariwisata Asia Pasifik

Tergantung China, Begini Prediksi Nasib Industri Pariwisata Asia Pasifik Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mastercard Economics Institute (MEI) memprediksi akan kondisi ekonomi makro yang akan mengalami pertumbuhan yang stabil seiring dengan stabilnya ekonomi dan faktor kunci pertumbuhan seperti ekspor dan industri pariwisata di Asia Pasifik.

“Tahun 2024 akan menjadi masa di mana konsumen akan menyesuaikan kembali pengeluaran mereka. Data menunjukkan bahwa masyarakat tetap antusias untuk melakukan perjalanan dan makan di restoran, meskipun tingkatnya berbeda-beda di setiap negara,” ujar Chief Economist Asia Pacific Mastercard, David Mann dilansir pada Senin (18/12).

Baca Juga: Filipina Jadi Sasaran China, Pakar Dorong Persatuan di ASEAN

Masyarakat Asia Pasifik diharapkan akan dapat mengalokasikan lebih banyak anggaran dari pendapatan mereka untuk pengeluaran yang lebih opsional, seperti perjalanan dan hiburan.

Hal ini menyusul tahun-tahun sebelumnya di mana inflasi tinggi menyebabkan barang-barang esensial seperti bahan makanan dan bahan bakar menghabiskan sebagian besar dari anggaran rumah tangga, sehingga hanya sedikit anggaran yang tersisa untuk hal-hal yang diinginkan atau pengeluaran ekstra. 

“Di tengah kondisi global yang rumit ini, Mastercard Economics Institute membantu klien menjelaskan kekuatan ekonomi makro hingga ke tingkat negara, kategori, atau bahkan skala perusahaan, serta memberikan saran mengenai berbagai skenario yang mungkin terjadi dan dampaknya terhadap permintaan," jelas David.

Masyarakat Asia Pasifik diprediksi akan mengalokasikan lebih banyak anggaran untuk pembelian barang di 2024. Hal ini akan menandai awal dari siklus baru yang akan mengembalikan pertumbuhan belanja barang ke level sebelum masa pandemi dimana konsumen lebih memprioritaskan layanan seperti makan di luar dan perjalanan sebagai respons terhadap pembukaan ekonomi pasca pandemi. 

Peningkatan permintaan barang seperti barang-barang rumah tangga dan pakaian juga diperkirakan akan membangkitkan sektor manufaktur Asia Pasifik. Pergeseran ini akan mendorong keselarasan kinerja antara sektor manufaktur dan jasa di wilayah Asia Pasifik yang sebelumnya cenderung berlawanan arah karena sektor manufaktur mengalami perlambatan dan sektor jasa bertumbuh pesat pada 2023. 

Adapun China akan terus mengalami penambahan dalam hal tujuan masyarakatnya dalam berlibur ke luar negeri. Pemulihan dalam koridor-koridor spesifik akan bergantung pada bagaimana otoritas mengalokasikan kapasitas penerbangan.

Baca Juga: Sambut Nataru, Ini Strategi InJourney Group untuk Bangkitkan Kembali Ekonomi Pariwisata

“Sebelum pandemi, wisatawan dari China daratan cenderung fokus pada kegiatan belanja, terutama barang-barang mewah saat mereka melancong ke luar negeri. Namun, setelah pandemi, pengeluaran untuk pengalaman seperti hiburan dan kuliner telah mengalami pemulihan yang lebih signifikan di antara para pelancong yang berangkat dari China daratan. Perubahan prioritas pengeluaran dalam perjalanan ini menandakan bahwa otoritas pariwisata dan peritel di seluruh dunia mungkin perlu menyesuaikan strategi mereka untuk mempertahankan daya tarik mereka bagi pengunjung dari China," ungkap David.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Aldi Ginastiar
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: