Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kepemimpinan Gibran, Kilas Balik Pertumbuhan Ekonomi Kota Solo dalam Dua Tahun

Oleh: Ahmad Hujaeri, Mahasiswa Pascasarjana UIN SMH Banten

Kepemimpinan Gibran, Kilas Balik Pertumbuhan Ekonomi Kota Solo dalam Dua Tahun Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pertumbuhan ekonomi di kota-kota seperti Solo tidak hanya menjadi pilihan, melainkan sebuah keharusan yang mendesak. Solo, sebagai pusat budaya dan ekonomi di Jawa Tengah, memiliki potensi besar untuk menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Namun, untuk merealisasikan potensi ini, diperlukan perencanaan strategis yang kuat dan implementasi kebijakan yang tepat guna. Pertumbuhan ekonomi yang stabil di Solo adalah kunci bagi peningkatan kesejahteraan masyarakatnya, yang mencakup peningkatan lapangan kerja, pelayanan kesehatan, dan pendidikan yang berkualitas, serta penguatan infrastruktur sosial.

Menurut McConnell dan Brue (2016), pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan memiliki dampak positif yang signifikan terhadap peningkatan standar hidup masyarakat. Ini menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi bukan hanya tentang angka statistik semata, melainkan juga tentang kesejahteraan sosial. Pertumbuhan ekonomi yang merata dapat membantu mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi di antara berbagai lapisan masyarakat. Dalam konteks ini, Stiglitz (2012) menyoroti pentingnya kebijakan inklusi sosial, memberikan kesempatan kepada kelompok rentan untuk terlibat dalam aktivitas ekonomi.

Baca Juga: Representasi Kepemimpinan Pemuda pada Sosok Gibran Rakabuming

Mengembangkan pertumbuhan ekonomi di Solo memerlukan kerjasama erat antara pemerintah dan sektor swasta. Ostrom (1990) menekankan pentingnya kerjasama strategis dalam pembangunan berkelanjutan, termasuk dalam penyediaan infrastruktur yang handal, kebijakan pendukung investasi, dan penciptaan lingkungan bisnis yang kondusif. Investasi dalam infrastruktur terintegrasi menjadi langkah krusial dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di Solo. Aschauer (1989) menunjukkan bahwa infrastruktur yang berkualitas tinggi dapat memberikan dorongan besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini mencakup pembangunan transportasi yang efisien, teknologi informasi yang canggih, dan pengembangan ruang publik yang ramah lingkungan.

Mendorong pertumbuhan sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) juga menjadi pilar penting dalam pertumbuhan ekonomi di Solo. Acs dan Audretsch (1990) menyoroti peran penting UKM dalam inovasi dan penciptaan lapangan kerja. Dukungan kepada UKM melalui akses ke modal, pelatihan, dan peluang pasar dapat memperkuat kontribusi sektor ini dalam pertumbuhan ekonomi lokal. Sementara itu, pendidikan yang berkualitas dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi fondasi yang tak tergantikan dalam mempersiapkan tenaga kerja yang kompeten. Heckman dan Masterov (2007) menegaskan bahwa investasi pada pendidikan anak-anak dan pelatihan keterampilan bagi tenaga kerja dewasa akan memberikan hasil jangka panjang yang besar dalam meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi di Kota Solo bukanlah sekadar wacana, melainkan sebuah keharusan yang membutuhkan perencanaan dan tindakan nyata. Dengan mempertimbangkan teori-teori ekonomi yang relevan dan mengimplementasikan langkah-langkah strategis yang didukung oleh kerjasama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, Solo dapat meraih pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan serta memberikan manfaat yang merata bagi seluruh warganya.

Kepemimpinan Gibran di Solo, meskipun baru dan relatif singkat, telah menunjukkan langkah-langkah penting dalam pertumbuhan ekonomi hanya dalam dua tahun. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Surakarta menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam lanskap ekonomi kota selama masa jabatannya sebagai Walikota. Dari tingkat pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat sejak 2016, mencapai puncaknya pada tahun 2019 dengan 5,78%, kemudian terkendala pada 2020 akibat pandemi Covid-19 yang menyebabkan penurunan pertumbuhan menjadi -1,76%. Namun, setelah Gibran menjabat, pertumbuhan ekonomi segera pulih dan bahkan mencatat lonjakan signifikan hingga 6,25% pada 2022, melebihi kinerja tahun-tahun sebelumnya.

Baca Juga: Akademisi Anggap Pertanyaan SGIE Gibran Kepada Cak Imin Tidak Lengkap

Sejumlah sektor, seperti transportasi dan pergudangan, mencatat pertumbuhan yang luar biasa, sementara kontribusi sektor konstruksi menjadi dominan dalam struktur ekonomi Solo. Tantangan terbesar saat ini adalah mengelola inflasi yang cenderung fluktuatif di bawah kepemimpinan Gibran, yang memerlukan kebijakan yang hati-hati untuk menjaga stabilitas harga dalam rangka memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di masa depan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: