Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lewat Puskesmas, Menkes Budi Dorong Pencegahan Diabetes Sejak Dini

Lewat Puskesmas, Menkes Budi Dorong Pencegahan Diabetes Sejak Dini Kredit Foto: Kemenkes
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mendorong optimalisasi penekanan angka diabetes sejak dini, salah satunya dengan menghadirkan layanan pemeriksaan gula dara seperti dalam wilayah dari Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah.

Optimalisasi layanan tersebut kini telah menggunakan alat hematoanalyzer dan terus digaungkan oleh pemerintah. Tes ini sangat penting untuk memonitor kadar gula darah. Sehingga, apabila hasil tes kadar gula darah tinggi dapat menjadi indikasi seseorang terkena diabetes. 

Baca Juga: Kunjungan Kerja di Kota Palu, Menkes Tinjau Kelengkapan Fasilitas Layanan Kesehatan di Puskesmas dan RSUD

“Diabetes itu dicegahnya harus di puskesmas, jadi dicek darahnya, kalau sudah di atas 200, dikasih obat, obatnya gratis,” kata Menkes Budi saat meninjau layanan kesehatan di RSUD Ampana, Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah, dilansir Minggu (7/1).

Menkes menilai, cara ini lebih efektif dan efisien dibandingkan penanganan di rumah sakit. Selain bisa mengatasi diabetes sejak dini dengan biaya yang relatif murah, langkah ini juga dapat mengurangi penumpukan pasien di rumah sakit.

“Kalau ini jalan, tidak perlu dikirim ke sini (RSUD). Jadi, rumah sakit nggak penuh. Apa yang bisa ditangani di puskesmas, sebaiknya dilakukan di sana. Itu lebih murah,” imbuhnya. 

Sementara Sekretaris Daerah Kabupaten Tojo Una-Una Souvianur Kure mengatakan bahwa pemeriksaan gula darah sebenarnya telah dilakukan oleh hampir semua puskesmas di Kabupaten Tojo Una-Una. Namun memang, saat ini tes gula darah, khususnya pemeriksaan HbA1c atau hemoglobin terglikasi, belum tersedia di wilayahnya. 

Adapun Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una-Una, jumlah penderita diabetes pada 2023 mencapai 9.775 orang dan hingga kini baru sekitar 4.248 orang yang ditangani. Artinya, banyak penderita diabetes yang belum tertangani dan dikhawatirkan kondisinya terus memburuk. 

Direktur RSUD Ampana Niko mengungkapkan bahwa tingginya angka diabetes ditambah belum adanya pemeriksaan HbA1c di Kabupaten Tojo Una-Una telah menyebabkan pasien yang dirawat di RSUD Ampana sangat banyak, hingga mendominasi ruang rawat inap. 

“Di sini, paling banyak yang dirawat diabetes. Kalau untuk rawat jalan, paling banyak masalah lambung,” ungkapnya. 

Baca Juga: Jokowi Perintahkan Menkes Awasi Detail Perkembangan Covid-19

Karenanya, ia menyambut baik langkah Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Kabupaten Tojo Una-Una dalam mengatasi penyakit degeneratif, khususnya diabetes. Melalui kolaborasi hebat ini, ia berharap layanan kesehatan di Kabupaten Tojo Una-Una bisa melayani masyarakat dengan lebih baik. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: