Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Program Sekolah Unggulan; Strategi Pendidikan Gibran Rakabuming Raka Hadapi Tantangan Global

Oleh: Utoyo Pelu, Ketua Umum HMI Kolega

Program Sekolah Unggulan; Strategi Pendidikan Gibran Rakabuming Raka Hadapi Tantangan Global Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Setiap siswa memiliki potensi unik berdasarkan bakat dan minatnya, dan lembaga pendidikan memiliki tanggung jawab untuk memastikan fasilitasi potensi tersebut guna mewujudkan impian siswa. Sukses dalam karier memerlukan persiapan diri dengan bekal hard skills dan soft skills, seiring dengan tuntutan dunia kerja yang semakin kompetitif. Integrasi kedua bidang keterampilan tersebut dalam pembelajaran menjadi kunci untuk membentuk pribadi siswa yang utuh.

Rusdiana dan Nasihudin (2018) secara tegas menyatakan bahwa tantangan dalam dunia kerja saat ini menimbulkan kebutuhan akan Sumber Daya Manusia (SDM) yang semakin kompetitif. Mereka menekankan bahwa persiapan yang efektif harus mencakup peningkatan kualitas diri, baik dalam aspek hard skills maupun soft skills, sebuah pandangan yang juga diperkuat oleh Yohana dan Wijiharto (2021). Pentingnya integrasi kedua bidang keterampilan ini dalam proses pembelajaran diakui sebagai langkah krusial dalam menciptakan interaksi yang saling mempengaruhi, sebuah konsep yang ditegaskan oleh Warsiman (2022) untuk membentuk pribadi siswa secara menyeluruh.

Baca Juga: Pemuda dan Revolusi Pertanian, Mengenal Smart Farming Bersama Gibran Rakabuming Raka

Soft skills, yang didefinisikan sebagai perilaku personal atau interpersonal, diidentifikasi sebagai elemen kunci untuk mengembangkan dan mengoptimalkan kinerja manusia, sejalan dengan pandangan Lie dan Darmasetiawan (2017). Lebih lanjut, soft skills dihubungkan dengan kecerdasan emosional dan kemampuan berinteraksi dengan nyaman, menyoroti pentingnya aspek emosional dalam konteks profesional dan sosial. Kemampuan ini, yang dimiliki secara alamiah, mencerminkan kualitas sekolah unggul yang dimulai dari pengelolaan soft skills yang baik.

Cita-cita nasional untuk menghasilkan SDM unggul dan berkualitas membutuhkan manajemen pendidikan yang mampu mengoptimalkan potensi SDM sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003. Sekolah pada abad ke-21, baik SMA maupun SMK, menjadi kunci strategis dalam menyediakan calon tenaga kerja unggul, menghadapi tantangan global seperti perang dagang dan revolusi industri era 4.0 menuju 5.0. Pemahaman cermat terhadap kebijakan politik menjadi esensial, seiring dengan revolusi digital dan generasi milenial. Polarisasi ideologi, baik global maupun lokal, serta transformasi budaya yang cepat, menciptakan peluang dan tantangan yang dapat dihadapi dengan pendidikan sebagai kunci utama menuju kemajuan bangsa.

Penelitian dari Harvard University, Carnegie Foundation, dan Stanford Research Center menyoroti peran besar soft skills dalam kesuksesan karier, dan kesenjangan antara produk SDM dan kebutuhan lapangan kerja membutuhkan penekanan pada pengembangan soft skills di lembaga pendidikan. Pengelolaan sekolah yang unggul berbasis pada soft skills menjadi esensial dalam menyiapkan generasi muda menuju kesuksesan karier, sehingga perhatian manajer sekolah dan Dinas Pendidikan setempat menjadi kunci dalam mencapai tujuan ini.

Program pembangunan sekolah unggul terintegrasi di setiap kabupaten yang diusung oleh pasangan calon presiden-calon wakil presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mencerminkan komitmen mereka terhadap peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Dalam visi mereka, upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dasar dan menengah menjadi prioritas utama, dengan fokus pada tiga pilar utama: pembangunan sekolah unggulan, peningkatan kualitas lulusan, dan perbaikan infrastruktur sekolah.

Pembangunan sekolah-sekolah unggul di setiap kabupaten menjadi langkah strategis untuk menyebarluaskan akses pendidikan berkualitas ke seluruh wilayah. Membangun sekolah-sekolah yang terintegrasi mulai dari tingkat dasar hingga menengah atas menunjukkan pandangan jangka panjang mereka terhadap pendidikan, di mana perjalanan pendidikan tidak lagi dipecah antara berbagai jenjang, tetapi menjadi kesatuan sistem yang berkesinambungan. Model sekolah unggulan tanpa asrama dan dengan asrama memberikan variasi untuk mengakomodasi kebutuhan siswa dan lingkungan mereka.

Penting untuk mencatat bahwa pendekatan ini bukan hanya tentang pembangunan fisik sekolah, tetapi juga memperhatikan mutu pendidikan yang diberikan. Dengan menetapkan standar keunggulan, program ini menempatkan pendidikan sebagai investasi masa depan, membekali generasi muda dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam era globalisasi.

Perbaikan untuk sekolah-sekolah yang saat ini dalam kondisi kurang dan tidak layak menunjukkan kepedulian terhadap inklusivitas pendidikan. Ini menekankan bahwa tidak hanya sekolah-sekolah baru yang mendapat perhatian, tetapi juga upaya untuk memastikan bahwa sekolah-sekolah yang sudah ada mendapatkan pembaruan dan pemulihan. Hal ini membantu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, di mana setiap anak memiliki akses ke pendidikan yang bermutu, tanpa terkecuali.

Program ini patut diapresiasi karena memberikan perhatian khusus pada pendidikan, yang merupakan fondasi bagi perkembangan masyarakat dan bangsa. Pendidikan berkualitas tidak hanya membuka pintu menuju peluang ekonomi, tetapi juga membentuk karakter dan nilai-nilai yang mendasar bagi setiap individu. Dengan memberikan perhatian pada peningkatan kualitas lulusan, program ini menunjukkan keseriusan untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing.

Langkah-langkah konkret seperti membangun sekolah-sekolah unggulan tanpa asrama dan asrama, serta perbaikan untuk sekolah-sekolah yang sudah ada, mencerminkan pendekatan yang holistik. Mereka tidak hanya fokus pada satu aspek, tetapi berusaha untuk menyentuh berbagai dimensi dalam dunia pendidikan. Pembangunan infrastruktur sekolah yang memadai juga merupakan langkah positif, karena lingkungan belajar yang baik dapat meningkatkan motivasi dan kualitas pembelajaran.

Namun, seiring dengan apresiasi, beberapa pertimbangan kritis juga dapat diajukan. Pertama, perlu dipastikan bahwa implementasi program ini berjalan dengan efisien dan transparan. Proses pembangunan dan perbaikan sekolah harus melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat setempat, dan kebijakan harus mampu menanggapi kebutuhan khusus dari setiap daerah. Jaminan kualitas pendidikan juga harus ditegakkan secara ketat untuk menghindari kemungkinan disparitas antara sekolah-sekolah di berbagai kabupaten.

Kedua, pembangunan sekolah-sekolah unggul harus diiringi dengan strategi pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia di bidang pendidikan. Mempersiapkan guru dan staf pendidikan dengan keterampilan terkini dan motivasi tinggi adalah langkah penting dalam memastikan keberhasilan program ini. Selain itu, integrasi teknologi dalam pembelajaran juga perlu menjadi pertimbangan serius untuk menjawab tuntutan zaman.

Baca Juga: Gandeng TKN Fanta, REPNAS Kupas Program Ekonomi Politik Prabowo-Gibran untuk Indonesia Maju

Dalam menyikapi tantangan global, program ini dapat menjadi langkah progresif menuju peningkatan sistem pendidikan di Indonesia. Dengan mengakui bahwa pendidikan adalah investasi jangka panjang, Prabowo dan Gibran menunjukkan kesadaran akan peran penting pendidikan dalam mencetak generasi yang kompeten dan siap menghadapi masa depan. Dalam opini, program ini menciptakan optimisme bahwa melalui langkah-langkah konkret dan komprehensif, perubahan positif dapat dicapai dalam sektor pendidikan di Indonesia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: