Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bogor Heart and Cancer Center Bakal Segera Dibangun, Nilai Investasi Capai Rp750 Miliar

Bogor Heart and Cancer Center Bakal Segera Dibangun, Nilai Investasi Capai Rp750 Miliar Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Bogor -

Kardia Indonesia Group menggelar acara peletakan batu pertama (ground breaking) Rumah Sakit JHC Kanker Bogor atau Bogor Heart and Cancer Center dan fasilitas produksi radiofarmaka.

President Commisioner Kardia Indonesia Group Dr. dr. Fathema Djan Rachmat mengatakan bahwa hal tersebut menandai komitmen bersama meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya penanganan penyakit kanker.

"Perkembangan penyakit khususnya penyakit kanker masih menjadi perhatian di Indonesia, di mana kanker masih menjadi penyebab kematian nomor dua di dunia, dan menyebabkan 9,6 juta kematian pada setiap tahun. Diperkirakan, 70% kematian akibat kanker terjadi di negara berkembang, tidak terkecuali Indonesia," kata dr. Fathema di sela-sela acara ground breaking, di Kota Bogor, Rabu (24/1/2024).

Ia memaparkan, Kardia Indonesia Group mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan ketahanan kesehatan nasional melalui pembangunan Bogor Heart and Cancer Center yang akan menjadi pusat unggulan dalam penanganan penyakit kanker, penyakit yang menjadi masalah yang pelik dan masih menjadi salah satu penyebab kematian di masyarakat.

"Berdasarkan Globocan 2020, kasus baru kanker di Indonesia adalah sebanyak 396.314 kasus dengan kematian sebesar 234.511 orang. Salah satu faktor terjadinya mortalitas yang tinggi adalah 70% dari pasien kasus baru datang dengan kondisi stadium tiga atau lebih," sambungnya.

Untuk itu RS JHC Kanker Bogor, ujar dr. Fathema, memiliki keunggulan dalam konsep rumah sakit yang akan dibangun menjadi pusat pelayanan perawatan kanker dengan mengedepankan tingkat akurasi yang tinggi.

"Kami di Kardia Group berkomitmen untuk menghadirkan suatu konsep masa depan atau 'New Mind' pada pelayanan kanker. 'New Mind' berarti mindset yang baru dalam melayani pasien, fasilitas yang canggih, khususnya precision medicine yang membantu pasien untuk mendapatkan early diagnosis sehingga pasien mendapatkan terapi yang tepat dan pada akhirnya meningkatkan outcome daripada kesehatan pasien itu sendiri," paparnya.

Oleh karena itu, dr. Fathema mengungkapkan total nilai investasi dan bisnis atas rencana pembangunan RS JHC Kanker Bogor tersebut mencapai sekitar Rp750 miliar.

"Total investasi sekitar Rp750 miliar. Kebanyakan adalah untuk alat kedokteran dan bangunan. Untuk alat kedokteran kita ambil yang memang sekarang ini teknologi yang tertinggi. Kalau lihat dari market ya, kebutuhan market masih sangat tinggi," tuturnya.

Adapun, RS JHC Kanken Bogor akan dilengkapi berbagai fasilitas yang modern seperti hadirnya mesin Digital PET CT yang merupakan generasi terbaru PET CT yang memungkinkan proses scanning menjadi sangat cepat di bawah 10 menit dan dikombinasikan dengan mesin SPECT CT. 

"Hadirnya dua mesin ini akan membantu diagnostik menjadi lebih presisi pada pasien kanker dan dapat melakukan Theranostics (Therapeutics and Diagnostics) dan molekuler sebagai targeted cell therapy yang menjadi salah satu terapi pengobatan di masa depan," terang dr. Fathema.

Di samping itu, untuk melengkapi kemampuan precision diagnostic, RS ini juga dilengkapi dengan MRI 1.5 T, CT-Scan 256 Slices, Mammography, ABUS, Digital X-Ray, Mobile X-Ray, Bone Densitometry, Endoskopi, Biopsi Minimal Invasive untuk Prostat dan Breast menggunakan Biobot dan Mammotome dan alat kebutuhan untuk diagnostic lainnya.

Khusus untuk therapy, Bogor Heart and Cancer Center menyediakan dua unit Linear Accelerator untuk radiasi eksternal dan Brachytherapy untuk radiasi internal.

Untuk melengkapi pelayanan yang ada, Komisaris Utama Kardia Indonesia Group itu menyatakan, Bogor Heart and Cancer Center tetap memberikan alternatif therapy lain seperti adanya Immunotherapy dan Stem Cell Therapy yaitu Immuno Cell Therapy, aaPRP dan Stromal Vascular Fraction dan juga terapi kanker melalui Chemotherapy.

"Seluruh layanan di Bogor Heart and Cancer Center akan didukung oleh SDM yang andal dan expert di bidangnya. Diharapkan RS ini mampu memberikan perawatan holistik dan terpadu bagi pasien yang mengutamakan kualitas perawatan yang baik bagi pasien," tukasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Kardia Farma Solusindo Ridwan Suryalaksana mengatakan, fasilitas produksi radiofarmaka, yang juga menjadi bagian integral dari proyek ini, akan menjadi langkah signifikan dalam mendukung diagnosa dan pengobatan penyakit kanker dengan teknologi nuklir.

Radiofarmaka merupakan bahan penting dalam prosedur pencitraan medis dan terapi yang memanfaatkan radiasi.

"Saat ini pelayanan pengobatan kanker Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan negara tetangga. Hal ini dapat dilihat dari belum adanya fasilitas produksi FDG/Cyclotron dalam skala Industri, dibandingkan dengan Malaysia terdapat 17 PET/CT dengan 3 Cyclotron skala industri, Vietnam terdapat 5 PET/CT dengan 4 Unit Cyclotron skala industri Kemudian Filipina 8 PET/CT dengan 3 Unit Cyclotron skala Industri. Sementara di Indonesia dengan jumlah penduduk kurang lebih 270 juta jiwa hanya memiliki 5 PET/CT dengan 3 Cyclotron yang masih terbatas untuk konsumsi internal masing-masing Rumah Sakit," terang Ridwan.

"Cyclotron yang berkapasitas besar dari IBA yang dapat menghasilkan 30 Ci F-18/Produksi setelah melalui proses sintesis dapat diperoleh sekitar 22,5 Ci FDG/produksi, dalam satu hari fasilitas ini dapat memproduksi sampai 2-3 kali cycle, hingga dalam satu hari fasilitas ini dapat menghasilkan hingga 67.5 Ci. PT KFS dapat mendistribusikan FDG kepada 20 rumah sakit,” 

"Dengan kolaborasi ini, kami berharap dapat membantu masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan terbaik dan meningkatkan kualitas hidup mereka," tutupnya.

Bogor Heart and Cancer Center dan fasilitas produksi radiofarmaka diharapkan akan mulai beroperasi di tahun 2025 dan diharapkan mampu mendukung terbentuknya penguatan medical tourism dan membawa dampak positif bagi pelayanan kesehatan Kanker di Indonesia, khususnya di Jabodetabek dan sekitarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel:

Berita Terkait