Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Adu Klaim Soal Food Estate, Berhasil atau Gagal?

Adu Klaim Soal Food Estate, Berhasil atau Gagal? debat cawapres | Kredit Foto: Ist

Pembabatan dengan dalih Food Estate di lahan gambut menurutnya sama saja dengan pembukaan lahan layaknya jaman Presiden Soeharto.

“Bagaimana kita mau melakukan food estate pertanian yang baik kalau tanahnya tanah gambut, itu kayak jaman Pak Harto dulu pembukaan lahan. Mau dikasih pupuk sebanyak apa pun kalau tanah gambut butuh urea berapa banyak?,” ungkapnya.

Baca Juga: Peneliti Heran Gibran bin Jokowi Mau Cabut IUP Tambang Ilegal: 'Kalau Ilegal Bagaimana Cabutnya?'

Deni juga menyinggung ramai pemberitaan termasuk laporan Walhi soal kegagalan Food Estate yang tadinya menanam singkong namun panennya dalam bentuk jagung.

Penanaman tersebut juga bukan di tanah yang disiapkan melainkan menggunakan media lain seperti Pollybag yang kini juga ramai dipertanyakan publik.

“Kita bisa lihat laporan WALHI, memperlihatkan rencananya tanam singkong tapi nggak berhasil ya bagaimana mau berhasil tanamnya di lahan gambut. Diubah jadi lahan jagung tapi pakai planter bag bukannya tanah,” jelasnya.

Media tanam menggunakan selain tanah menurut Deni merupakan solusi dari gagalnya tanah Food Estate jadi lahan produksi pangan.

“Saya ngerti kenapa akhirnya solusinya jadi paltter bag istilahnya itu sawah palsu, dia nggak bisa pakai tanah itu. Itu memang solusinya karena ini sudah dibuka ya solusi yang bisa dilakukan itu tapi ya costly, kan harusnya dilakukan sebelum food estate semua hal dipertimbangkan, memang bisa pakai sawah palsu,” ungkapnya.

Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menegaskan hasil dari berbagai proyek yang sedang dikerjakan di beberapa daerah telah berjalan baik dan sesuai target, ia mengklaim hal ini termasuk Food Estate.

"Food estate ini bukan proyek instan, butuh proses. Kenyataannya kita memiliki 10 juta hektare yang sebelumnya tidak dimanfaatkan untuk lahan pertanian. Kami sekarang menggarap itu, butuh proses, butuh teknologi agar menjadi lahan produktif," katanya dalam keterangan resmi, Senin (22/1/2024).

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto

Advertisement

Bagikan Artikel: