Kini Indonesia juga menjadi negara dengan perekonomian terbesar ke-15 di dunia berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB), dan diperkirakan akan meningkat dalam beberapa tahun.
Berdasarkan hal itu, kata Flanakin, perekonomian Indonesia dianggap penting bagi Amerika Serikat dan Cina karena keduanya bersaing untuk mendapatkan pengaruh di kawasan Asia Tenggara.
Baca Juga: Relawan Gelar Kegiatan Suara Muda Indonesia: Gibran Akan Buat Gebrakan untuk Anak Muda Indonesia
Oleh sebab itu, Indonesia butuh pemimpin yang mampu mengambil langkah secara hati-hati karena posisi strategis yang dimiliki.
Prabowo, sebagai sosok yang paham geopolitik, telah menekankan bahwa Indonesia tidak akan memihak kedua negara adidaya tersebut.
Sementara, Ganjar dinilai belum memiliki riwayat kinerja yang baik. "Ganjar, dalam melakukan kebijakan, kinerjanya di daerah belum baik. Pada tahun pertama sebagai gubernur, para petani berpaling darinya, mengkritiknya karena kekurangan pupuk serta lebih mengutamakan industri dan bisnis besar dibandingkan lingkungan maupun kepentingan petani," imbuh Flanakin.
Ia pun menyoroti posisi Ganjar yang menolak untuk menjadi tuan rumah tim Israel pada Piala Dunia FIFA U20. Penolakan itu mayoritas ditanggapi dengan ketidaksukaan dari generasi muda dan menyebabkan kerugian sekitar $250 juta karena biaya renovasi lokasi dan hilangnya potensi pemasukan dari pariwisata.
Kemudian Anies Baswedan, dinilai memilih untuk memainkan peran agama untuk menarik basis suara. Selain itu, penampilannya saat debat capres pertama dinilai unggul karena mengkritik dan bukan karena rencana kebijakan yang ia sampaikan.
Baca Juga: Resmi Dukung 02, Eks Relawan Jokowi-JK Optimis Prabowo-Gibran Menang 1 Putaran
"Latar belakangnya sebagai dosen membantunya untuk meraih prestasi yang baik dalam debat presiden pertama, namun hal ini terutama disebabkan oleh kritiknya terhadap orang lain, bukan karena kekuatan kebijakannya sendiri," ujar Flanakin.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Hidayat
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement