Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kalahkan Negara G-20, Pertumbuhan Ekonomi Nasional Tembus 5,05% Sepanjang 2023

Kalahkan Negara G-20, Pertumbuhan Ekonomi Nasional Tembus 5,05% Sepanjang 2023 Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan IV 2023 kembali mencatatkan angka solid sebesar 5,04% meski di tengah berbagai tantangan global. Hal ini berarti pertumbuhan ekonomi nasional sepanjang tahun 2023 tembus sebesar 5,05%.

Dengan capaian tersebut, Indonesia mampu menjadi salah satu negara yang tumbuh kuat dan persisten berada di level yang tinggi dibandingkan dengan sejumlah negara lain. Pertumbuhan ekonomi nasional ini mampu melampaui beberapa negara peers seperti Malaysia (3,77%) dan Korea Selatan (1,36%), serta lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi negara G-20 seperti AS (2,5%), Perancis (0,9%) maupun Jerman yang mengalami kontraksi (-0,3%).

Baca Juga: Keren! Ini Penopang Ekonomi Indonesia Bisa Tumbuh Kuat pada Kuartal IV 2023

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Konferensi Pers Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan IV Tahun 2023, menyatakan, “Kalau kita lihat dengan angka ini maka angka kita lebih tinggi dari consensus forecast yang pada waktu itu diperkirakan pertumbuhan ekonomi kita di tahun 2023 adalah 5,03%.

Secara rinci, capaian positif pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan IV 2023 ditopang oleh penguatan kinerja sejumlah komponen pada sektor lapangan usaha. Tercatat, sektor konstruksi mampu tumbuh sebesar 7,68% dan menjadi kontributor pertumbuhan terbesar kedua setelah industri pengolahan yang memiliki capaian sebesar 4,07%.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2023 yang menunjukkan kinerja impresif juga ditopang oleh komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga yang tumbuh sebesar 4,82% dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang mencapai 4,40%. Lebih lanjut, dari sisi lapangan usaha, sektor yang mengalami pertumbuhan signifikan yakni transportasi dan pergudangan sebesar 13,96%. Sedangkan pada sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dialami oleh konsumsi Lembaga Non-Profit Rumah Tangga (LNPRT) sebesar 9,83%.

Terjaganya pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan PMTB dan meningkatnya pertumbuhan sektor konstruksi tersebut merupakan implikasi dari upaya yang telah dijalankan pemerintah dalam menstimulasi perekonomian nasional, seperti stimulus sektor perumahan melalui kebijakan PPN Perumahan Ditanggung Pemerintah dan pemberian subsidi biaya administrasi bagi perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah, penebalan bansos untuk mitigasi El Nino dan menjaga daya beli, serta akselerasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk penguatan UMKM.

Baca Juga: Selain Kesehatan, Program Makan Siang Gratis Juga Atasi Permasalahan Sosial-Ekonomi

Secara spasial, seluruh wilayah di Indonesia juga terus mengalami penguatan dengan dominasi kontribusi terbesar kepada PDB nasional berasal dari Pulau Jawa yakni mencapai 57,05%. Pertumbuhan ekonomi yang signifikan juga dicapai oleh Provinsi Maluku Utara 20,49% dan Sulawesi Tengah 11,91%, yang ditopang oleh kinerja industri pengolahan logam dasar sebagai implikasi dari kebijakan hilirisasi.

Ke depan, prospek perekonomian nasional juga dinilai masih akan memiliki capaian optimal dengan ditunjukkan oleh angka PMI Manufacturing Indonesia yang terus berada di level ekspansif pada Januari 2024 sebesar 52,9. Hal tersebut memberikan optimisme bahwa geliat ekonomi nasional semakin membaik dan menjadi modal bagi pencapaian target ekonomi mendatang seiring dengan proyeksi perbaikan ekonomi global.

“Dengan proyeksi yang ada, pertumbuhan ekonomi Indonesia itu berbagai lembaga memprediksi pertumbuhan Indonesia sampai tahun 2025 seperti IMF masih memprediksi kita di angka 5%, kemudian World Bank antara 4,9%-5%, dan OECD di angka 5,2%, jauh diatas rata-rata proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia dan diatas pertumbuhan ekonomi emerging market seperti Tiongkok. Oleh karena itu, kebijakan berkelanjutan yang diambil menjadi kunci pertumbuhan perekonomian ke depan walaupun kita menyadari ada risiko-risiko ke depan,” pungkas Menko Airlangga.

Baca Juga: Gubernur BI: Milenial Jadi Kunci Pengembangan Ekonomi Indonesia

Guna memastikan stabilitas dan ketahanan ekonomi ke depan, sejumlah kebijakan prioritas telah disiapkan pemerintah, seperti revitalisasi mesin konvensional melalui peningkatan produktivitas dan daya saing dengan Program Kartu Prakerja, pelatihan vokasi, dan implementasi UU Cipta Kerja, pembangunan infrastruktur dengan melanjutkan Proyek Strategis Nasional (PSN), pembangunan MRT dan kereta cepat, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Ibu Kota Nusantara (IKN), serta Reforma Agraria, perluasan kerja sama internasional, dan penguatan ketahanan pangan. 

Selain itu, pemerintah juga akan mendorong mesin perekonomian baru melalui digitalisasi, transisi energi berkelanjutan, industrialisasi dengan hilirisasi yang dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi. Selanjutnya, penguatan ketahanan sosial dan pemberdayaan ekonomi masyarakat juga akan dilakukan pemerintah melalui berbagai perlindungan sosial termasuk menjaga daya beli masyarakat rentan, pembiayaan mikro, dan padat karya tunai.  

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri

Advertisement

Bagikan Artikel: