Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

AHY Kritik Pembiayaan Negara Melalui Peningkatan Utang

AHY Kritik Pembiayaan Negara Melalui Peningkatan Utang Kredit Foto: Demokrat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menilai pembiayaan negara melalui peningkatan utang negara bukan solusi berkelanjutan.

Hal itu dia ungkap pidato politiknya bertajuk Indonesia Maju, Rakyat Sejahtera yang dihadiri langsung Presiden ke-6 RI sekaligus Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa (6/2/2024).

Baca Juga: AHY: Beda Pilihan Jangan Sampai Memecahkan Indonesia

AHY menyebut, janji dan program-program yang ditawarkan oleh pasangan capres dan cawapres hingga para caleg tidak menempatkan strategi peningkatan dan optimalisasi pendapatan negara sebagai hal yang serius. 

Padahal, kata AHY, tanpa upaya tersebut usulan belanja dan program-program yang dijanjikan itu sulit diwujudkan. Sementara pembiayaan belanja negara terus terpacu pada peningkatan jumlah utang.

"Pembiayaan belanja negara melalui peningkatan utang bukanlah solusi yang berkelanjutan, apalagi pandemi covid-19 yang lalu telah memaksa kita untuk meningkatkan utang," kata AHY dalam pidatonya di JCC, Senayan, Jakarta, Selasa (6/2/2024).

AHY menilai, penguatan di sektor pendapatan negara mesti diperhatikan secara serius dengan bertumpu pada peningkatan penerimaan pajak dan penerimaan negara non-pajak. 

Baca Juga: Sanksi Bersifat Personal, Pengamat Nilai Gibran Aman dari Putusan DKPP

Namun, kata AHY, hal itu tidak harus dilakukan dengan cara meningkatkan pajak secara berlebih. Pasalnya, peningkatan pajak berdampak negatif bagi perekonomian. 

AHY menilai, solusi yang tepat untuk menyelesaikan persoalan itu adalah dengan mendorong pendapatan negara melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Dia mengklaim, peningkatan ekonomi nasional yang ditawarkan Partai Demokrat tidak semata hanya gagasan. Pasalnya, peningkatan ekonomi telah dibuktikan di era kepemimpinan SBY.

"PDB kita meningkat hampir 4 setengah kali lipat selama 10 tahun. Begitu juga dengan APBN kita," ujarnya. 

Baca Juga: Suarakan Coblos Gibran, Kaesang Bagikan Kaos Pecinta Belimbing Sayur

"Sehingga kita memiliki cukup dana untuk meningkatkan anggaran pendidikan, pertahanan, bantuan sosial, subsidi komoditas strategis, gaji pegawai serta pembangun Infrastruktur di bidang transportasi, energi, komunikasi," tambahnya.

Lebih jauh, AHY juga menyebut pertumbuhan ekonomi sejalan dengan penurunan rasio utang terhadap PDB. Di mana pada saat itu, Indonesia mampu menurunkan hutang akibat krisis ekonomi tahun 1998.

"Dari 57% tahun 2004, menjadi 24% di tahun 2014. Selain itu utang IMF yang menjerat sejak krisis ekonomi 1998 juga dapat kita lunasi," tandasnya. 

Lebih jauh, AHY mengaku telah merumuskan strategi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi RI. Dia meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu mencapai 6 hingga 7 persen. 

Baca Juga: Nasib Revolusi Mental Jokowi, Anies Sebut Harus Dimulai dari Keteladanan

"Kami yakin keuangan negara akan kuat apabila pertumbuhan ekonomi meningkat di kisaran 6 persen hingga 7 persen pertahun," tandasnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Andi Hidayat
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: