Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kelebihan Pasokan, Konsumen Gas Harus Dalam Negeri Disiapkan Untuk Menyerap Produksi Nasional

Kelebihan Pasokan, Konsumen Gas Harus Dalam Negeri Disiapkan Untuk Menyerap Produksi Nasional Kredit Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Koordinator Penyiapan Program Migas Ditjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rizal Fajar Muttaqien mengatakan, untuk mengatasi kelebihan pasokan yang sangat berpotensi terjadi pada 2025, perlu disiapkan calon pembeli gas dari dalam negeri. 

Hal tersebut tak terlepas dari ketersediaan stok gas yang semakin besar seiring dengan terus ditemukannya cadangan gas. Menurutnya calon pembeli harus disiapkan guna memaksimalkan gas yang ada. 

“Indonesia bakal surplus gas hingga 2035. Pasokan gas nanti ada dari Bontang, Tangguh, serta dari proyek Masela. Ini gasnya bisa juga untuk domestik, terutama pembangkit listrik dan industri,” ujar Rizal dalam webinar Forum Wartawan Energi, Rabu (28/2/2024). 

Konektivitas, menjadi isu utama dalam penyaluran gas di Indonesia, Rizal menyebut bahwa pemerintah sebenarnya sudah berinisiatif mengisi gap antara sumber pasokan gas dan wilayah yang membutuhkan gas. Ini bisa dilihat dari proyek pipa gas transmisi ruas Cirebon – Semarang (Cisem) yang ditargetkan bisa rampung pada Agustus nanti untuk tahap I. 

"Sekarang hampir tersambung dari Sumatera hingga ke Jawa,” ujarnya. 

Menurutnya, kebutuhan gas domestik sebenarnya sudah mengalami pertumbuhan. Penurunan ekspor gas dimulai 2012, sejalan penggunaan gas untuk dalam negeri juga mulai meningkat, namun pertumbuhannya sejak saat itu hanya dikisaran 1% setiap tahunnya. 

Sedangkan pada tahun 2022 dari total produksi gas sebesar 5.474 ribu kaki kubik per hari (MMscfd) 68% diantaranya digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik dan sisanya sebesar 32% di ekspor.

Rizal mengungkapkan gas memiliki peran penting termasuk dalam pemenuhan energi di masa depan. Apalagi dengan emisi yang lebih rendah otomatis dengan peningkatan penggunaan gas, maka emisi secara keseluruhan juga bisa ditekan.

“Gas bisa memberikan kontribusi terhadap pengurangan emisi. Setelah 2060 memang sudah tidak ada gas dalam RUPTL tapi masih ada untuk transportasi. Untuk industri dan gas ini sumber daya energi yang bersih,” ucapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: