Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Teknologi Punya Peran Penting dalam Transisi Energi

Teknologi Punya Peran Penting dalam Transisi Energi Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT PLN (Persero) terus berkolaborasi untuk mendorong tercapainya Net Zero Emission (NZE) salah satunya melalui pengembangan teknologi guna menekan angka emisi di Indonesia. 

Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN, Evy Haryadi mengatakan bahwa saat ini PLN telah menjalankan berbagai pengembangan teknologi guna mengurangi emisi CO2 seperti pengembangan biomass co-firing, efisiensi jaringan transmisi dan pembangkit, mengganti PLTU subcritical menjadi PLTU super critical dan ultra super critical, gas combined cycle serta renewables energy.

“Seperti co-firing misalnya, kita punya target 52 lokasi dan hingga saat ini telah berjalan 43 lokasi dan berhasil menurunkan emisi sekitar 1 juta ton CO2 ekuivalen,” ujar Haryadi dalam keterangan tertulis yang diterima, Minggu (10/3/2024). 

Baca Juga: Program Hutan Pertamina: Menanam 6 Juta Pohon untuk Lingkungan, Net Zero Emission, dan Kesejahteraan Masyarakat

Haryadi menambahkan bahwa saat ini PLN sudah berhasil melakukan efisiensi jaringan transmisi dan distribusi yang berhasil menurunkan emisi sebesar 2,8 juta ton CO2.

“Di sisi lain, teknologi PLTU subcritical kita upgrade menjadi PLTU super critical dan ultra super critical, yang akan dapat menurunkan emisi sebesar 20,8 juta ton CO2,” ujarnya.

Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, Wanhar mengatakan bahwa dalam upaya mewujudkan transisi energi diperlukan sebuah kolaborasi antara semua pihak.

“Jadi memang harus ada suatu sinergi terus-menerus, sustainable gitu ya. Kita harapkan PLN bersama dengan pemerintah terus bergandengan tangan” ujar Wanhar.

Wanhar mengatakan, pemerintah terus membangun iklim investasi yang baik sehingga upaya transisi energi bisa berjalan baik dan cepat, antara lain melalui penerbitan regulasi seperti Perpres 112/2022 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik dan Permen ESDM 12/2023 tentang Pemanfaatan Bahan Bakar Biomassa sebagai Campuran Bahan Bakar pada PLTU. 

"Kami pemerintah bersama dengan stakeholder lain mendorong percepatan transisi energi dengan berbagai regulasi. Regulasi ini diharapkan bisa menyerap investasi dan juga mendorong pertumbuhan industri," ucapnya. 

Selain itu, implementasi co-firing merupakan pilihan terbaik untuk menghasilkan energi listrik. Pemanfaatan sumber daya energi terbarukan bersama dengan bahan bakar konvensional untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi dampak lingkungan.

"PLN telah mempersiapkan PLTU untuk menggunakan co-firing. Saat ini PLN telah menggunakan co-firing dengan biomassa, wood chip, sudas, dan cangkang kelapa sawit,” ungkapnya.

Akademik Pusat Studi Energi Universitas Gajah Mada Deendarlianto mengatakan di UGM, kami berusaha untuk melakukan riset mendalam mengenai angka tersebut. Kami membangun sebuah model penurunan emisi di bidang energi dengan menggunakan 3 parameter utama.

Baca Juga: Dukung Energi Untuk Lingkungan, Elnusa Petrofin Bersama Kompasiana Ajak Blogger Serukan Kelestarian Lingkungan

“Biaya untuk membersihkan CO2 serta seberapa besar impact untuk industrialisasi dengan menggunakan penurunan shock CO2 ternyata menarik sekali. Angkanya menunjukkan keterkaitan antara peran teknologi dan juga pengembangan ekonomi menuju transisi energi berhubungan secara positif,” ujar Deendarlianto.

Selain itu, hasil riset yang telah dilakukan di UGM menunjukkan pentingnya peran hidrogen dalam sistem kelistrikan nasional pada tahun 2045 dan peran vital energi nuklir pada tahun 2050.

“Oleh karena itu inovasi teknologi itu perlu didorong, sehingga era transisi energi, salah satu yang kita lihat, kita perlu mendorong Indonesia menuju net zero emissions di tahun 2060,” pungkasnya

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Belinda Safitri

Advertisement

Bagikan Artikel: