Anies Harap 02 Ikut Menyuarakan Pemilu Jujur dan Adil: Kan Sudah Berkali-kali...
Calon Presiden nomor urut 1 Anies Baswedan menegaskan prinsip pemilu jujur dan adil harus disuarakan baik oleh 01, 02, dan 03.
Hal ini Anies sampaikan di acara “King Maker” yang dipandu Ustaz Bachtiar Nasir (UBN) pada Sabtu (9/3/24) dilihat dari kanal Youtube Bachtiar Nasir.
“Saya berharap 01, 02, 03 sama-sama berjuang menghapuskan praktik-praktik ketidakadilan,” ungkapnya.
Secara khusus, Anies juga mengajak kubu 02 yang menurut perhitungan akan keluar jadi pemenang pilpres untuk menyuarakan hal ini.
Terlebih menurut Anies, 02 merupakan pihak yang sudah berpengalaman dalam pemilu (Prabowo Subianto).
“Saya berharap 02 mengatakan kita ingin pemilu yang jujur dan adil, kan sudah mengalami berkali-kali,” jelasnya.
Baca Juga: Soroti Intervensi di Pemilu 2024, Anies: Kalau Ada Pasti Berpengaruh
Soal pemilu 2024 yang dianggap terburuk sepanjang sejarah oleh sejumlah tokoh termasuk Jusuf Kalla (JK), Anies juga angkat suara.
“Pemilu 2024 Pemilu terburuk, Pak Mahfud setuju, kalau Pak Anies bagaimana melihatnya?,” tanya UBN.
Menanggapi hal itu, Anies mengatakan dirinya baru pertama kali mengikuti pilpres. Adanya anggapan ini pemilu terburuk menurut Anies datang dari keinginan adanya pemilu yang baik. Dari prespektif yang melakukan pelanggaran, menurutnya ini adalah pelanggaran terbaik.
“Saya baru ikut sekali, Kalau yang sudah berkali-kali pasti sudah tahu, Saya baru ikut sekali, katanya begitu,” ungkapnya.
“Kenapa disebut terburuk? Itu kan dari kita yang menginginkan pemilu baik, bagi yang melakukan pelanggaran ini elnggaran terbaik, karena dari tahun ke tahun mereka meningkatkan keterampilannya,” tambahnya.
Anies menilai adanya peningkatan keterampilan dalam kecurangan jika memang itu ada karena menurutnya jejaknya cukup samar.
Hal ini salah satunya karena menurutnya kecurangan dengan adanya intervensi terjadi pada masa pra pencoblosan.
Karenanya, Anies menilai Hak Angket DPR RI terhadap Pemilu 2024 sangat perlu dilakukan agar bisa mengoreksi dan mengkalrifikasi ada tidaknya kecurangan dalam pemilu.
“Itulah sebabnya Angket diperlukan karena harus mengoreksi pelaku manipulasi pemilu tidak lagi bekerja dengan leluasa, sekarang ini bekerja leluasa, pantauan kami terutama Pra pencoblosan, di saat itu yang terbanyak sehingga jejaknya lebih sedikit, orang yang menyaksikan sedikit yang mau bersaksi, tekanan ada dan macam-macam makanya ini haru dikoreksi,” jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait:
Advertisement