Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Keragaman Budaya Indonesia Jadi Kekuatan Berekspresi di Media Digital

Keragaman Budaya Indonesia Jadi Kekuatan Berekspresi di Media Digital Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Lamongan -

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo RI) berkomitmen meningkatkan literasi digital masyarakat menuju Indonesia #MakinCakapDigital2024. Dalam rangka mewujudkan target tersebut, Kominfo RI kembali menggelar kegiatan webinar Makin Cakap Digital 2024 untuk segmen komunitas di wilayah Kabupaten Lamongan, Jawa Timur dengan tema “Konten Kreatif Berbasis Budaya Lokal” pada Senin (18/3/2024).

Indeks literasi digital Indonesia pada 2023 berada di angka 3,65 dari skala 1-5. Angka ini berada di tingkat sedang, sekaligus menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu 3,54.

Masifnya kemajuan teknologi informasi menghadirkan tantangan budaya digital. Wawasan kebangsaan mulai mengabur, menipisnya kesopanan dan kesantunan, hingga menghilangnya budaya Indonesia karena media digital menjadi panggung budaya asing.

Relawan Mafindo Wilayah Malang/Jurnalis Tempo, Eko Widianto mengatakan, media digital seharusnya juga menjadi panggung budaya Indonesia. Apalagi Indonesia memiliki ragam budaya dan seni yang bisa ditonjolkan.

Baca Juga: Sadari Dampak Negatif Internet, Jadilah Anak Muda Bertanggung Jawab

Indonesia memiliki 1300 suku bangsa dengan 718 bahasa daerah. Selain itu, terdapat beragam rumah adat, upacara adat, hingg aksara.

“Ini menjadi kekuatan, sebuah cara kita untuk menuangkan ekspresi kita di ruang digital,” kata Eko saat menjadi pembicara webinar Makin Cakap Digital 2024 untuk segmen komunitas di wilayah Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Senin (18/3/2024).

Dalam kesempatan sama, Ketua Relawan TIK Jember, Erlina Dwi Nahzdifah menambahkan, era digital merupakan era kolaborasi. Setiap individu tidak harus berkompetisi memproduksi konten bagus. Media sosial sekarang ini bahkan menyediakan fitur kolaborasi.

Dengan berkolaborasi, setiap individu berpeluang menciptakan karya atau konten orisinal dan kreatif. Ada banyak pemikiran orang yang tentunya berkompeten di bidangnya. Sehingga kecil kemungkinan karya yang diciptakan tersangkut plagiarisme.

“Dengan kita berkolaborasi, ada diskusi-diskusi yang menciptakan suatu kekhasan. Kolaborasi juga membuat kita mengurangi mengganggu privasi orang lain,” kata Erlina.

Sementara itu, Founder and CEO Artik Institute, Ahmadi Neja mengatakan, memahami budaya di ruang digital merupakan hal penting. Ketika individu tidak bijak menggunakan media digital tidak hanya berdampak ke diri sendiri, tapi juga orang lain.

Baca Juga: Peningkatan Literasi Digital dapat Meminimalisasi Konten Kreator Negatif

Masyarakat perlu menyadari adanya beban moral yang ditanggung ketika berada di dunia nyata maupun digital. Sehingga budaya dan perilaku selalu dijaga agar tidak menyakiti orang lain.

“Kita tidak boleh dengan mudah melakukan sesuatu yang aneh,” kata Ahmadi.

Kegiatan Makin Cakap Digital 2024 merupakan rangkaian program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI. Program ini bertujuan meningkatkan literasi digital 50 juta masyarakat di Indonesia.

Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya, yaitu Relawan Mafindo Wilayah Malang/Jurnalis Tempo, Eko Widianto, Ketua Relawan TIK Jember, Erlina Dwi Nahzdifah, dan Founder and CEO Artik Institute, Ahmadi Neja.

Adapun informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dapat diakses melalui Website literasidigital.id atau akun Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo dan YouTube Literasi Digital Kominfo.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: