Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

PLTA Pertama di Aceh Ditargetkan Beroperasi Akhir Tahun 2024

PLTA Pertama di Aceh Ditargetkan Beroperasi Akhir Tahun 2024 PLN tengah mengerjakan pembangunan PLTA Upper Cisokan Pumped Storage (UCPS) yang berlokasi di perbatasan Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Cianjur. | Kredit Foto: UIP JBT
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jisman P. Hutajulu menyebut kementerian terus mendorong percepatan penggunaan energi hijau untuk pembangkit tenaga listrik. 

Salah satunya, ke Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Peusangan (88 MW) di Aceh Tengah, Provinsi Aceh. 

"PLTA Peusangan ini merupakan PLTA pertama di Provinsi Aceh dan saat ini progres fisik dilapangan telah mencapai 94,71% yang direncanakan Commercial Operation Date (COD) unit 1 (45 MW) pada akhir tahun 2024 dan unit 2 (43 MW) di Mei 2025," ujar Jisman dalam keterangan tertulis yang diterima, Minggu (24/2024). 

Jisman berharap untuk dapat COD sesuai target, karena dari segi pembebasan lahan, konstruksi, sudah di angka lebih dari 90%. 

Baca Juga: PLTA Paritohan Makin Ramah Lingkungan Lewat Program Inalum

Ia menyebut, tantangan ke depan di sektor ketenagalistrikan, bukan hanya terkait masalah keandalan, efisiensi dan harga listrik yang murah, namun juga masalah lingkungan, yang berimbas kepada tuntutan pengelolaan emisi dan peningkatan penggunaan energi bersih.

"Harapannya nanti di akhir Desember udah jadi, ini penting buat negara, PLN dan juga masyarakat. Buat negara jelas Pemerintah mendukung dekarbonisasi dan net zero emmision, dan kita mau mengurangi emisi di negara kita serta support pengurangan emisi di dunia," ujarnya. 

Lanjutnya, PLTA Peusangan, akan menjadi salah satu tulang punggung pemanfaatan energi bersih di Pulau Sumatera, karena memiliki peranan yang sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan tenaga listrik, khususnya untuk di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara. 

PLTA Peusangan memiliki peran sebagai pembangkit baseload, menurunkan Biaya Pokok Penyediaan (BPP) tenaga listrik, meningkatkan keandalan sistem, berkontribusi dalam Bauran EBT sebesar 0,61% dalam mencapai target bauran nasional dan untuk jangka panjang akan menurunkan konsumsi LNG di Sumatera Utara.

Baca Juga: PLN Tanam 33.000 Pohon di PLTA Upper Cisokan

Direktur Mega Proyek dan Energi Baru Terbarukan PT PLN (Persero) Wiluyo Kusdwiharto, pada kesempatan yang sama menyampaikan bahwa PLTA Peusangan ini adalah proyek PLTA terlama sepanjang sejarah.

"Dari tahun 1994 dimulai dengan pekerjaan preparasi dan sempat terhenti tahun 1996 karena ada masalah sosial politik, kemudian kembali dilanjutkan tahun 2011, dan sampai 2024 progresnya sudah mencapai 94%," ungkap Wiluyo.

Wiluyo menjelaskan terkait dengan hambatan yang ada dalam pembangunan PLTA Peusangan secara teknis sudah bisa PLN tuntaskan, saat ini hanya menyelesaikan isu terkait masalah sosial. Untuk itu PLN akan melakukan sosisalisasi kepada masyarakat terkait dengan dampak dan manfaat adanya PLTA Peusangan.

Untuk diketahui, pendanaan PLTA Peusangan saat ini di biayai oleh Pendanaan dari JICA Jepang. Dalam perencanaannya, Listrik yang dihasilkan dari PLTA Peusangan akan dievakuasi melalui jalur transmisi 150 kV PLTA Peusangan 1 - Takengon dan transmisi 150 kV PLTA Peusangan 2 - Bireun dan distribusi 20 kV Takengon Utara - Takengon Selatan yang saat ini telah selesai pembangunannya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: