Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menperin Minta Neta Tingkatkan Produksi Kendaraan Listrik di Indonesia

Menperin Minta Neta Tingkatkan Produksi Kendaraan Listrik di Indonesia Kredit Foto: Kemenperin
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan bahwa terdapat peluang besar dalam mengembangkan industri otomotif di Indonesia. Hal ini melihat  data rasio kepemilikan mobil di Indonesia baru sekitar 99 unit per 1000 orang. Sementara itu, di negara kompetitor lainnya seperti Malaysia, rasionya 490 unit per 1000 orang dan Thailand 275 unit per 1000 orang.

“Angka yang rendah itu bisa menjadi peluang, karena artinya ada ruang untuk tumbuh itu benar benar ada. Apalagi kalau dibandingkan dengan total populasi negara,” kata Agus Gumiwang Kartasasmita pada pertemuannya dengan jajaran Direksi Hozon Energy Automobile Co., Ltd. (Hozon), di Beijing, Rabu (12/6) waktu setempat.

Baca Juga: Biar Nggak Kehabisan Daya di Jalan, Pemilik Kendaraan Listrik Wajib Punya Aplikasi Ini

Pemerintah Indonesia juga serius dalam melakukan percepatan pembangunan dan pengembangan untuk ekosistem kendaraan listrik. “Kami menargetkan pada tahun 2030 nanti, populasi EV di Indonesia dapat mencapai angka 600.000 unit. Jadi, kalau Neta merencanakan produksi 6.000 mobil per tahun, kami yakin penyerapan dari pasar domestik di Indonesia akan sangat baik,” imbuhnya.

Agus menyampaikan, pihaknya tertarik untuk mendorong Hozon Energy Automobile Co., Ltd. (Hozon), yang telah merealisasikan investasinya melalui bendera PT Neta Auto Manufacturing Indonesia untuk bisa tumbuh bersama dengan baik dalam membangun industri otomotif yang berdaya saing global. 

“Pemerintah memiliki berbagai macam fasilitas insentif yang bisa dimanfaatkan Neta sehingga bisa menjadikan Indonesia sebagai basis produksi dan hub ekspor, khususnya untuk roda kendaraan setir kanan,” tuturnya.

Baca Juga: Kementerian ESDM Targetkan 15 Juta Unit Populasi Kendaraan Listrik Hingga 2030

Kemenperin berharap ke depan aktivitas produksi Neta bisa lebih ditingkatkan. Apalagi strategi market dari Neta, 50 persen dari total produksi akan dijadikan barang ekspor, dan secara global perusahaan ini sudah melakukan ekspor ke 40 negara di dunia.

Adapun pasar ekspor kendaraan listrik yang perlu dijajaki oleh Neta antara lain ke negara-negara wilayah ASEAN dan Oceania. 

“Kami melihat adanya peluang untuk melakukan ekspor ke Australia, karena di sana adalah negara dengan setir kanan. Mungkin secara ekonomi bisa menguntungkan, dan diharapkan juga produksinya bisa di Indonesia,” ungkap Agus.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: