Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Badai PHK Industri Tekstil Mengamuk, Kemenperin Klaim Industri Tekstil Masih Ekspansif

Badai PHK Industri Tekstil Mengamuk, Kemenperin Klaim Industri Tekstil Masih Ekspansif Pekerja menyelesaikan produksi kain di PT Trisula Textile Industries di Cimahi, Jawa Barat, Rabu (1/3/2023). Bank Indonesia Jawa Barat memprediksi akan terjadi gejolak pada industri tekstil dan produk tekstil (TPT) menyusul kondisi geopolitik global dan kenaikan upah serta perlambatan ekonomi akibat inflasi tinggi di negara tujuan ekspor. | Kredit Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Reni Yanita, mengatakan jika pihaknya mencatat pertumbuhan ekspansif industri tekstil meski banyak laporan pabrik tutup dan pemutusan hubungan kerja (PHK) ribuan pekerja di sektor tersebut.

Adapun kinerja industri tekstil yang ekspansif ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKI) yang terus bertumbuh.

"Industri tekstil sih kita lihat tumbuh, mulai ekspansi dua bulan. Karena data IKI kita juga pada April dan Mei masih ekspansif di atas 50," kata Reni dalam Acara StartUp for Industry di Kemenperin, Jumat (21/6/2024).

Dilansir dari data Kemenperin, IKI pada April lalu tercatat pada level 52,30, kemudian pada Mei levelnya 52,50. Pertumbuhan industri tekstil dalam dua bulan terakhir menurut Reni salah satunya didukung oleh periode Hari Raya Idulfitri.

Meskipun demikian, dia mengakui masih ada dampak pandemi Covid-19 terhadap industri di Indonesia, salah satunya yang terdampak adalah Tekstil dan Produk Tekstil (TPT), khususnya untuk perusahaan yang sudah besar.

"Kalau lesu order sih memang sudah dari tahun lalu, lesunya karenanya memang ketika pasca Covid-19, orang belum fokus untuk membeli sandang, orang lebih memilih liburan, pariwisata. Jadi kalau order memang sudah lesu lama," jelasnya.

Baca Juga: Pacu Hilirisasi Industri, Kemenperin Gulirkan Program Restrukturisasi Mesin 2024

Yang menjadi penyebab lesunya tekstil dalam negeri yakni gempuran produk impor. Setelah dibatasi oleh pemerintah dengan berbagai aturan, ucap Reni, kinerja industri tekstil sebenarnya sudah mulai merangkak naik meskipun belum sepenuhnya pulih.

"Kalau melihat data sebenarnya signifikan, mulai UP dari April. Jadi itu PHK dampak dari covid. Tapi untuk IKM tekstil tetap aman," pungkasnya.

Sebagai informasi, Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) mencatat ada sekitar 13.800 buruh tekstil yang terkena PHK pada periode Januari – Juni 2024 ini.

Adapun PHK ini tersebar di wilayah perusahaan tekstil misalnya di Bandung Jawa Barat yakni pabrik PT Alenatex yang tutup beberapa waktu yang lalu.

Pabrik tersebut diketahui melakukan PHK secara bertahap pada sekitar 2.000 orang lebih karyawannya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: