Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kilang Sungai Pakning Kembangkan Eduwisata Lebah Madu Hutan Gambut

Kilang Sungai Pakning Kembangkan Eduwisata Lebah Madu Hutan Gambut Kredit Foto: Istimewa

Sementara produk kemasan 225 ml dijual di kisaran Rp 65 ribu – Rp 75 ribu, secara daring di marketplace dengan pembeli beragam dari seluruh Indonesia.

Produk sudah mendapatkan izin PIRT (Pangan, Industri Rumah Tangga) dan sertifikasi halal. “Madu trigona menjadi unggulan. Per kati atau sebotol kecap kaca, kira-kira 650 mililiter harganya Rp250 ribu,” katanya. 

Madu lebah Trigona merupakan salah satu dari madu yang dikenal sebagai pendukung imunitas tubuh, banyak dicari ketika selama pandemi COVID-19.

Permintaan madu tidak hanya dari Bengkalis dan Pekanbaru saja, tapi datang dari luar daerah. Total pendapatan kelompok saat ini sudah ratusan juta rupiah. 

Keberhasilan Rahmadi dan anggota kelompoknya, mendorong minat warga lain untuk belajar budidaya madu. Menurutnya sudah ada 50 orang dari Desa Tanjung Leban dan 60 dari luar desa yang berbagi ilmu budidaya lebah madu.

“Sekarang kami menjadi pionir dalam kegiatan budidaya madu hutan gambut di kawasan Kecamatan Bandar Laksamana, melalui penerapan budidaya dan pemanenan yang berorientasi ramah lingkungan," katanya.

Selain itu, Desa Tanjung Leban mendapatkan penghargaan Program Kampung Iklim (PROKLIM) Kategori Utama pada 2023.

Agustiawan, Area Manager Communication, Relations, & CSR Unit Dumai yang membawahi Unit Sungai Pakning, menegaskan komitmen perusahaan dalam menyelesaikan permasalahan sosial dan lingkungan dengan memanfaatkan potensi yang ada di masyarakat

“Penghargaan ini merupakan apresiasinya nyata dari pemerintah, terutama KLHK, kepada PT KPI Unit Sei Pakning, kelompok, pemerintah setempat, dan seluruh stakeholder yang terlibat dalam keberhasilan jalannya program di Desa Tanjung Leban,” ungkapnya. 

R Muh Kun Tauchid, Manager Production Kilang Sungai Pakning menjelaskan bahwa menjaga kelestarian lingkungan terutama dalam merespons dampak perubahan iklim membutuhkan kerja sama lintas stakeholder untuk memberikan dampak yang besar.

“Perubahan iklim saat ini sudah terlihat dengan sangat jelas dampaknya bagi kehidupan sehingga peran dari pihak pemerintah, perusahaan, serta masyarakat harus di sinergikan untuk dapat menjawab situasi ini,” katanya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: