Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

IKN Bentuk Penggunaan Anggaran Salah, Perusakan Lingkungan, Tanda RI Tak Mengerti Prioritas

IKN Bentuk Penggunaan Anggaran Salah, Perusakan Lingkungan, Tanda RI Tak Mengerti Prioritas Kredit Foto: Twitter/IKN
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengamat politik Rocky Gerung menilai keterangan akademisi bahwa Ibu Kota Nusantara (IKN) merupakan bentuk penggunaan anggaran yang salah, perusakan lingkungan, dan tanda Republik Indonesia (RI) tidak mengerti prioritas terjadi sekarang.

Dan menurut Rocky Gerung, sejarah akan memperlihatkan kontras dari IKN, dan sekarang yang bisa dilakukan adalah mendeteksi sejumlah kesalahan dan memberi tahu Presiden Joko Widodo (Jokowi) kekurangan dari proyek prestisiusnya.

Baca Juga: Kasihan Kaesang dan PSI Jika Maju Pilkada Jateng Meskipun Menang

"Semua hal yang pernah diterangkan oleh masyarakat akademis sekarang terjadi, bahwa IKN itu adalah penggunaan anggaran yang salah, IKN itu adalah perusakan lingkungan, IKN itu adalah tanda bahwa Indonesia tidak mengerti prioritas tuh sementara orang kelaparan Jokowi bikin IKN," ucapnya.

"Jadi kontras-kontras ini yang satu waktu akan diperlihatkan oleh sejarah, kita cuman mau mendeteksi itu dan memberitahu Pak Jokowi," imbuhnya, dikutip dari YouTube Rocky Gerung Official, Kamis (1/8).

Sementara terbaru, Ketua Umum (Ketum) Projo yang juga Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi mengatakan Presiden Jokowi akan mengajak sekitar 500 orang ke IKN untuk melihat progras pembangunan.

"Tadi sudah bilang sama bapak, tanggal 11. Kita berangkat (tanggal) 10 dan 11 (Agustus), tapi acaranya sama Pak Presiden tanggal 11 (Agustus). Iya, 500 orang," kata Budi Arie saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (31/7/2024), dikutip dari Suara.

Relawan, menurut Budi, memandang IKN sebagai perogram warisan dari Jokowi dan menjadi bukti komitmen pemerintah untuk membangun Indonesia sentris. Ia pun mengingatkan bahwa seluruh istana di Indonesia adalah produk kolonial.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: