Menteri ESDM Tinjau RDMP Balikpapan untuk Pastikan Proyek Optimal, 2025 Operasional Penuh
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengunjungi proyek RDMP dan Kantor Kilang Pertamina Internasional (KPI) Balikpapan, Minggu (11/8/2024).
Pada kunjungan tersebut, Arifin memastikan proyek besar yang masuk sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional tersebut berjalan optimal.
Arifin juga berkesempatan melihat unit-unit produksi yang telah diselesaikan dalam proyek tersebut, salah satunya unit Crude Distillation Unit (CDU) IV. Penyelesaian unit CDU IV ini menjadikan Kilang Balikpapan saat ini menjadi Kilang dengan kapasitas produksi terbesar yang dimiliki Pertamina.
Pihaknya menargetkan pada September 2025 Kilang Balikpapan bisa beroperasi penuh. Saat ini proyek pengembangan kilang sudah mencapai 90 persen.
“Saat ini sudah mencapai 91 persen, dengan sejumlah tantangan untuk memenuhi target 100 persen pembangunan,” sebutnya kepada media.
Bila melihat capaian itu, Arifin optimis proyek itu bisa rampung dan beroperasi penuh tahun depan.
“Saya targetkan bisa beroperasi penuh pada September 2025 mendatang. Jadi kalau additional income, efisiensi bisa kami lakukan. Kalau terlambat kan kami juga rugi,” tandasnya.
Dalam arahannya, Arifin menekankan pentingnya mengantisipasi setiap kesulitan yang mungkin dihadapi ke depan. Menurutnya dalam pengembangan kilang ini terdapat beragam tantangan dalam Proyek Strategis Negara (PSN) PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) unit Balikpapan.
“Dalam pembangunan ini, kita menghadapi pandemi COVID-19, kemudian krisis geopolitik,” ujarnya.
Seperti yang diketahui, pandemi COVID-19 berhasil meluluhlantakkan ekonomi global. Sementara itu krisis geopolitik yang dimaksud Arifin adalah konflik Rusia dan Ukraina.
“Konflik ini turut mempengaruhi sistem logistik,” ujarnya.
Arifin meminta, Pertamina segera mengambil langkah dengan harapan pembangunan tak hanya mengejar target waktu tetapi juga memperhatikan kualitas.
“Kita juga harus perhatikan kualitas, bukan hanya target waktu,” tegasnya.
Baca Juga: Menteri ESDM Sebut Belum Ada Kandidat Pengembang untuk Nuklir Hingga Saat Ini
Arifin menjelaskan, PT KPI unit Balikpapan memiliki dampak yang luas bila rampung sepenuhnya, seperti dapat meningkatkan kapasitas dan kualitas bahan bakar minyak (BBM).
“Selain itu kilang ini juga ada tambahan produksi untuk LPG, polypropylene dan sebagainya,” jelasnya.
Dia mengemukakan, proyek RDMP Balikpapan memiliki nilai investasi mencapai US$ 7,4 miliar.
“Nilai ini terdiri dari US$ 4,3 miliar berasal dari ekuitas, sedangkan US$ 3,1 miliar diperoleh melalui pinjaman yang didukung oleh Export Credit Agency,” sebutnya.
Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Taufik Aditiyawarman menjelaskan tujuan dilakukannya proyek RDMP Balikpapan. Selain meningkatkan kapasitas pengolahan menjadi 360 ribu barel per hari, tujuan lain yang hendak dicapai adalah peningkatan kualitas produk dan kompleksitas kilang.
"Kilang Balikpapan sebelumnya memiliki kapasitas pengolahan 260 ribu barrel per hari. Melalui proyek RDMP Balikpapan, kapasitas pengolahannya meningkat 100 ribu barrel per hari. Unit CDU IV yang telah dilakukan revamp saat ini telah beroperasi normal dan telah memproduksi BBM," jelas Taufik.
"Teknologi yang dikembangkan di Kilang Balikpapan kini mampu memproduksi BBM dengan kualitas setara Euro 5 dari yang sebelumnya hanya setara Euro 2," jelas Taufik.
Terkait dengan kompleksitas kilang, Taufik menyampaikan bahwa indikator yang dipakai di industri pengolahan migas dikenal dengan nama Nelson Complexity Index (NCI).
"Setelah proyek RDMP selesai seluruhnya di tahun 2025, NCI Kilang Balikpapan akan meningkat jadi 8. Artinya, kilang Balikapan akan memiliki kemampuan memproduksi berbagai varian produk," kata Taufik.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Aliev
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement