Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Meski Era Suku Bunga Tinggi Berakhir, Bos BNI Nilai Tantangan dan Ketidakpastian Global Masih Ada

Meski Era Suku Bunga Tinggi Berakhir, Bos BNI Nilai Tantangan dan Ketidakpastian Global Masih Ada Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) atau BNI, Royke Tumilaar mengungkapkan Indonesia memiliki pondasi ekonomi yang kuat ditopang stabilitas politik yang baik. Terbukti pada tahun 2024, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2024 mencapai 5,05% (yoy).

"Di tahun 2024 Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua di antara negara-negara G20 setelah India. Disiplin fiskal masih terjaga, terfleksi dari utang pemerinyah terhadap PDB yang masih mencapai 39,4 persen lebih rendah dibandingkan rata-rata negara berkembang lainnya," kata Royke dalam acara BNI Investor Daily Summit 2024, Jakarta, Selasa (8/10/2024).

Di sisi lain, Royke menuturkan, masih ada tantangan lain yang yang perlu dihadapi berasal dari struktural jangka menengah. Diantaranya penciptaan nilai tambah di sektor ekonomi berbasis kolektif, reformasi pendidikan, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), optimalisasi peran industri manufaktur dan penciptaan pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Baca Juga: Tingkatkan Layanan, BNI Relokasi KLN Singapura ke Lokasi Strategis di Raffles Place

"BNI akan selalu proaktif memanfaatkan momentum pertumbuhan ekonomi yang positif di tahun ini dan kami akan mengoptimalkan BNI Investor Daily Summit 2024 ini untuk memaparkan peran BNI di tengah isu-isu strategis yang dihadapi Indonesia, serta mendukung sejumlah program pemerintah dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," imbuhnya.

Selanjutnya, ia mengatakan, meski pandemi covid19 dan era suku bunga tinggi telah berakhir, namun ke depannya perekonomian global masih akan dihadapi situasi VUCA yakni volatility, uncertainty, complexity dan ambiguity.

"Walaupun pandemi dan era suku bunga tinggi telah berakhir, perekonomian global masih dihadapi dengan situasi VUCA atau volatility, uncertainty, complexity dan ambiguity," imbuhnya. 

Royke menyampaikan, saat ini risiko geopolitik masih tetap tinggi, dimana dunia sekarang dihadapkan dengan beberapa konflik seperti di Rusia-Ukraina dan Timur Tengah.

Baca Juga: Dukung Transisi Hijau Sektor Energi, BNI Gelar BEST Event

Selain itu, Dana Moneter Internasional (IMF) dan World Bank memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global akan lebih rendah jika dibandingkan dengan periode sebelum pandemi.

"Di saat yang sama, dunia harus beradaptasi dengan megatren seperti digitalisasi, perubahan iklim, tantangan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan," imbuhnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cita Auliana
Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: