Industri kimia, farmasi, dan tekstil (IKFT) hingga triwulan III tahun 2024 mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 4,2 persen secara kumulatif yang memberikan kontribusi signikan terhadap performa industri manufaktur maupun ekonomi nasional.
Plt. Direktur Jenderal IKFT Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Reni Yanita menyampaikannya pada acara “Outlook Sektor Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Tahun 2025” di Yogyakarta, Selasa (17/12/2024).
Baca Juga: Pemprov DKI Akan Lanjutkan Kerja Sama dengan 23 Negara untuk Sister City
“Sektor IKFT masih memberikan kontribusi yang besar terhadap kinerja industri pengolahan nonmigas dan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, dengan nilai masing-masing sebesar 22,46 persen dan 3,87 persen pada triwulan III-2024,” ucapnya, dikutip dari siaran pers Kemenperin, Jumat (20/12).
Capaian positif di sektor IKFT tersebut didukung sejumlah subsektor yang menunjukkan pertumbuhan signifikan. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) secara year-on-year (YoY), industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 10,15 persen pada triwulan III-2024.
Angka 10,15 persen itu menunjukkan lonjakan signifikan apabila dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya, yakni 5,90 persen di triwulan I-2024 dan 1,93 persen di triwulan II-2024. Angka tersebut juga lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu (triwulan III-2023), yang saat itu mengalami kontraksi 2,96 persen.
Subsektor lainnya yang juga mencatatkan pertumbuhan positif, yakni industri tekstil dan pakaian jadi yang tumbuh sebesar 7,43 persen pada triwulan III-2024 (YoY). Meningkat dibandingkan periode triwulan I-2024 (2,64 persen), triwulan II-2024 (-0,03 persen), dan triwulan III-2023 (-2,96 persen).
Selanjutnya, industri karet, barang dari karet dan plastik, juga mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 3,46 persen pada triwulan III-2024. Pertumbuhan ini melampaui capaian pada triwulan I-2024 (-5,24 persen), triwulan II-2024 (2,13 persen), dan triwulan III-2023 (-4,34 persen). Sementara itu, industri kimia, farmasi dan obat tradisional turut mengalami pertumbuhan positif sebesar 3,08 persen pada triwulan III-2024.
“Namun demikian, walaupun secara makro kinerja sektor IKFT menunjukkan hasil positif, tetapi masih terdapat beberapa tantangan yang perlu menjadi perhatian, seperti kondisi ekonomi dan politik global yang belum stabil, tingginya gempuran impor produk jadi, sampai regulasi yang belum sepenuhnya mendukung sektor industri dalam negeri,” ungkap Reni.
Oleh karena itu, Kemenperin fokus untuk memacu sektor industri manufaktur, termasuk sektor IKFT, untuk tetap menjadi tulang punggung perekonomian nasional. “Industri manufaktur masih menjadi sektor yang mampu mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi dan mampu menjadi mesin penggerak utama (prime mover) perekonomian nasional,” tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Advertisement