Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Optimalisasi Panas Bumi Terhalangi Dua Tantangan, Ini Kata Pertamina Geothermal (PGEO)

Optimalisasi Panas Bumi Terhalangi Dua Tantangan, Ini Kata Pertamina Geothermal (PGEO) Kredit Foto: PGEO
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) buka suara terkait dengan tantangan optimalisasi sumber daya alam berupa panas bumi di Indonesia. Pihaknya mengatakan bahwa teknologi dan investasi menjadi masalah utama yang dihadapi dalam penggunaan energi terbarukan itu.

Direktur Utama PGEO) Julfi Hadi, mengungkapkan bahwa pihaknya mendapati kendala dalam hal risiko pengeboran (drilling) dan risiko biaya. Dua hal ini membuat energi panas bumi cukup sulit untuk menjadi sumber daya utama pembangkit listrik berkelanjutan.

Baca Juga: Pertamina Geothermal (PGEO) Raih Dua Penghargaan Dharma Karya Muda

"Risiko drilling, ini bisa dikurangi dengan memulai proyek kecil di antara lahan yang lebih besar, sehingga kemungkinan sukses dalam pengeboran dapat meningkat," jelasnya dilansir Selasa (15/10).

Selain itu, Julfi mencatat kemajuan teknologi yang memungkinkan sumur-sumur yang sebelumnya tidak berfungsi untuk kembali beroperasi menggunakan pompa khusus.

Risiko biaya juga menjadi tantangan serius dalam pengembangan energi panas bumi. Julfi menegaskan bahwa pengurangan biaya bukan hanya terkait pengurangan belanja modal (capex), tetapi juga melibatkan pemanfaatan teknologi yang lebih efisien untuk meningkatkan produksi dari sumur dan pembangkit listrik.

"Kita terus menekan biaya dengan mengembangkan teknologi dan meningkatkan efisiensi produksi, baik di sumur maupun pembangkit listrik," tambahnya.

Kolaborasi dengan asosiasi energi geotermal juga menjadi salah satu solusi penting untuk menekan biaya, terutama dengan penggunaan rig khusus geotermal yang diharapkan dapat menurunkan biaya pengeboran dalam lima tahun ke depan.

Baca Juga: PGEO Geovation 2024: Inovasi Pertamina Geothermal Menuju Target 3 GW

PGEO sendiri menargetkan penambahan 1.000 Mega Watt (MW) atau 1 Giga Watt (GW) pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dalam 2-3 tahun mendatang sebagai bagian dari komitmennya untuk mengembangkan energi terbarukan di Indonesia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Aldi Ginastiar
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: