Kemenko Perekonomian: BIMP-EAGA Berpotensi Menjadi Nexus Perdagangan di Indo-Pasifik
Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub-Regional Kemenko Perekonomian Netty Muharni menyatakan BIMP-EAGA dapat berpotensi menjadi nexus perdagangan di Indo-pasifik.
Netty menyampaikannya merespons usulan rekonfigurasi koridor ekonomi BIMP-EAGA yang studinya sudah memasuki tahap akhir saat mewakili Deputi Kerja Sama Ekonomi Internasional, selaku Pejabat Senior Indonesia pada Pertemuan Tingkat Pejabat Senior ke-27 Kerja Sama Sub-Regional BIMP-EAGA, selasa (15/10) di Kota Kinabalu, Malaysia.
Baca Juga: IHSG Naik Rupiah Menguat Jelang Pelantikan Prabowo dan Pengumuman Kabinet
Studi asesmen Strategic, Spatial, and Socially Inclusive: An Integrated Approach to BIMP-EAGA Economic Corridor Development, meninjau relevansi koridor ekonomi BIMP-EAGA yang disahkan tahun 2007. Hasil studi menunjukkan perlunya dilakukan rekonfigurasi koridor ekonomi, potensi keterhubungan, serta potensi rantai nilai, baik dalam skala domestik maupun sub-kawasan.
Indonesia menyambut baik hasil studi tersebut sekaligus menyatakan bahwa laporan tersebut menyiratkan potensi besar BIMP EAGA sebagai penghubung perdagangan global Indo-Pasifik. Indonesia menegaskan bahwa selanjutnya perlu diidentifikasi tantangan dan peluang, serta menyusun program dan proyek yang tepat untuk meraih prospek ini.
Para Pejabat Tinggi BIMP EAGA bertemu untuk memberikan arahan terhadap perkembangan proyek dan program dari 9 klaster, laporan asesmen terhadap koridor ekonomi, serta persiapan perayaan 30 tahun kerja sama BIMP-EAGA.
Pada tahun 2023, pertumbuhan ekonomi dan investasi BIMP-EAGA menunjukkan tren positif dan wisatawan yang datang ke sub-kawasan juga mengalami kenaikan. Hal tersebut cukup menggembirakan di tengah ketidakpastian kondisi global.
“Selama kurang lebih 30 tahun kerja sama BIMP-EAGA telah berjalan, kita perlu terus melakukan terobosan-terobosan kreatif untuk memperkuat integrasi konektivitas, perdagangan, dan berbagai sektor strategis prioritas lainnya di BIMP-EAGA. Kerja sama ini telah dan terus manfaat positif bagi sub-kawasan,” ungkap Asdep Netty, dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (18/10).
Selanjutnya, Indonesia juga mengapresiasi berbagai proyek-proyek yang telah dilakukan sepanjang tahun 2023-2024. Beberapa proyek konektivitas diantaranya yakni jalur udara Manado - Kota Kinabalu, Jakarta – Kuching, Manado – Davao, dan Bali - Kota Kinabalu.
Indonesia juga menekankan pentingnya keberlanjutan konektivitas existing, seperti jalur laut Tanjung Silopo - Lahad Datu yang dibuka tahun 2024. “Segera inisiasi pertemuan kolaborasi antar klaster terkait untuk identifikasi isu CIQS dan masalah teknis lainnya yang selama ini menjadi salah satu hambatan perdagangan lintas batas di sub-kawasan,” pungkas Asdep Netty.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Advertisement