Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menegaskan visinya untuk mencapai swasembada energi. Hal ini penting guna memitigasi dampak dari pergolakan situasi global yang bisa menyebabkan defisit energi kedepan.
Indonesia kata Prabowo, dikarunia kekayaan yang tak terhingga di sumber energi baru terbarukan (EBT) seperti geothermal dan juga sumber energi fosil seperti batu bara. Termasuk kekayaan bio energi yang bersumber dari kelapa sawit yang menghampar luas yang bisa diolah menjadi bio-solar dan lain sebagainya.
Baca Juga: Irene Umar, Alumnus President University Ditunjuk Presiden Prabowo Menjadi Wamen Ekonomi Kreatif
”Kita harus siap dengan kemungkinan yang paling jelek. Negara-negara lain, harus memikirkan kepentingan mereka sendiri. Kalo terjadi hal yang tidak kita inginkan sulit akan kita dapat sumber energi dari negara lain. Karena itu, kita harus swasembada energi dan kita mampu untuk swasembada energi,” ujar Prabowo dalam sambutannya, Minggu (20/10/2024).
Meski begitu Prabowo menyadari bahwa hal ini tidaklah mudah. Terdapat tantangan dari luar dan juga dari dalam yang menghambat proses tersebut. Untuk itu dirinya mengajak sebangsa dan setanah air untuk saling bersatu padu, guyub dan rukun mencapai mimpi tersebut.
”Kadang-kadang kita tidak handal dan tidak piawai dalam mengurus kekayaan kita sendiri. Saudara-saudara sekalian, marilah kita berani mawas diri, kita berani menatap wajah kita sendiri dan mari kita berani memperbaiki diri kita sendiri,” katanya.
Melansir dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk EBT, Indonesia memiliki potensi sebesar 3.687 Gigawatt (GW). Itu terdiri dari energi surya atau matahari 3.294 GW, angin 155 GW, hidro 95 GW, laut 63 GW, bio energi 57 GW, panas bumi atau geotermal 23 GW, dan gasifikasi batubara sebesar 250 GW.
Baca Juga: Pakar Ungkap Tiga Kunci Ambisi Hilirisasi Prabowo Bisa Optimal
Tercatat hingga semester I 2024, Pemanfaatan EBT baru mencapai 13,7 GW atau 0,3% dari total potensi yang ada. Angak tersebut terdiri dari surya sebesar 675 MW, angin 152 MW, hidro 6,6 GW, laut 0, bio energi 3,4 GW, panas bumi 2,5 GW, gasifikasi batubara sebesar 250 MW.
Di lain sisi Indonesia saat ini juga Tengah berupaya meningkatkan lifting minyak dan gas bumi (migas).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan di tahun 1996/1997 Indonesia sempat menjadi anggota OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries). Saat itu pendapatan negara dari ekspor minyak mencapai 40 hingga 50 persen. Indonesia pun mampu memproduksi minyak hingga 1,6 juta barel per hari dan konsumsi masyarakat hanya 700 ribu barel per hari.
Baca Juga: Optimalkan Energi Panas Bumi, Prabowo Didorong Hadirkan Insentif untuk Investasi
Jika dibandingkan dengan kondisi saat ini. Indonesia hanya mampu memproduksi 600 ribu barel per hari dan konsumsi masyarakat mencapai 1,6 juta barel per hari sehingga negara perlu mengimpor minyak sebesar 900 ribu juta barel per hari.
Tidak jauh beda dengan minyak, kondisi gas juga cukup mengenaskan. Saat ini Indonesia hanya mampu memproduksi LPG 1,9 juta ton per tahun, sedangkan kebutuhannya mencapai 7 juta ton per tahun. Selebihnya Indonesia masih harus mengimpor LPG guna mencukupi kebutuhan dalam negeri.
Prabowo mengklaim bahwa di masa kepemimpinannya, dengan kekayaan yang dimiliki dan didukung teknologi moderen, Indonesia bisa menjadi negara swasembada energi. Tentunya hal ini sangat diharapkan oleh seluruh masyarakat.
”Kita mengerti bahwa karunia yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa kepada kita sungguh sangat besar dan sungguh sangat beragam, kita memiliki luas wilayah daratan dan lautan yang sangat besar, kita memiliki kekayaan alam yang sangat besar. Kita mengerti bahwa sumber alam ini terdiri dari sumber-sumber alam yang sangat penting,” sambung Prabowo.
Baca Juga: Hilirisasi Jadi Kunci Prabowo Wujudkan Kemandirian Pangan dan Energi
”Saudara saudara sekalian, pemerintah yang saya pimpin nanti akan fokus untuk mencapai swasembada energi, kita juga harus mengelola air kita dengan baik, alhamdulillah kira punya sumber air yang cukup dan kita sudah punya teknologi menghasilkan air yg mudah dan yang bisa memenuhi kebutuhan kita,” tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement