Kementerian Kehutanan resmi melepaskan ekspor hasil sektor kehutanan berupa 500 kilogram petai dan produk hutan bukan kayu lainnya sebesar 9 ton ke Jepang. Langkah ekspor ini menjadi wujud nyata keberhasilan sinergi antara masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta dalam mengoptimalkan kesejahteraan melalui program dari Perhutanan Sosial.
Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni mengatakan ekspor tersebut diharapkan dapat menjadi pijakan awal dalam membangun pemerataan kesejahteraan sesuai dengan rangka visi dari Indonesia Emas 2045.
Baca Juga: Nilai Transaksi Perhutanan Sosial Lampung Diperkirakan Lebih dari Rp211 M di 2024
“Melalui program Perhutanan Sosial, kita mendorong peningkatan lapangan kerja berkualitas dan kewirausahaan. Program ini juga berperan penting dalam mendukung kemandirian pangan dan meningkatkan produksi sektor kehutanan secara berkelanjutan,” ujar Raja Juli Antoni di Manggala Wanabakti, Selasa (29/10/2024).
Adapun ekspor ini memiliki nilai transaksi ekonomi sebesar Rp989 juta. Pelepasan ekspor ini juga dilakukan oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) Sukobubuk. Petai yang menjadi sorotan ekspor kali ini berasal dari Kebun Bibit Rakyat (KBR) dan merupakan bagian dari Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan (PDASRH) serta Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL).
Raja Juli menegaskan bahwa kegiatan ekspor ini merupakan bukti pentingnya kolaborasi antara pemerintah, kelompok tani, dan lembaga pemasaran untuk meningkatkan nilai tambah bagi produk hutan yang dihasilkan.
“Pengembangan kewirausahaan perlu terus didorong dengan penyediaan fasilitas yang memadai, kemudahan pembiayaan, dan akses pasar. Langkah ini diharapkan dapat memperluas jangkauan komoditas kita ke pasar internasional,” jelasnya.
Pihaknya juga menegaskan bahwa pemerintah selalu berkomitmen untuk mendukung agenda reforma agrariaguna meningkatkan kesejahteraan petani hutan tanpa mengabaikan kelestarian ekosistem di Indonesia.
"Semoga produk-produk unggulan ini dapat memperkuat ekonomi masyarakat hutan dan menjadi kebanggaan Indonesia di pasar internasional," tutur Raja Juli.
Baca Juga: Kolaborasi, KLHK, Astra & UGM Komitmen Lestarikan Hutan Wanagama Gunungkidul
Ekspor perdana ini diharapkan menjadi awal dari rangkaian ekspor produk agroforestri Indonesia yang tidak hanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat hutan tetapi juga memperkuat ekonomi nasional melalui dukungan berkelanjutan dari berbagai pemangku kepentingan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Aldi Ginastiar
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement