
"Nah, tinggal kita lihat adalah teknologinya. Nah, teknologinya ini kan harus by process untuk kita uji coba, agar ketika itu diimplementasikan, B50 sampai B60 itu betul-betul sudah lewat uji coba yang baik," ungkapnya.
Sebagai informasi, pada 1 Januari 2025 rencananya pemerintah bakal memberlakukan pencampuran biodiesel hingga 40% atau B40.
Sorgum
Indonesia ternyata memiliki tanaman 'ajaib' yakni sorgum sebagai bahan baku pembuatan bioetanol untuk campuran BBM jenis bensin. Sebab, sorgum memiliki potensi besar untuk membantu Indonesia mencapai swasembada pangan dan energi.
Selain sorgum, sejatinya Indonesia sudah mengembangkan pemanfaatan tebu sebagai bahan baku bioetanol, namun tebu sendiri masih dinilai sering bersinggungan dengan kebutuhan pangan khususnya sebagai bahan baku produksi gula.
PT Pertamina (Persero) pun saat ini tengah berupaya menggenjot pemanfaatan tanaman sorgum sebagai bahan baku pembuatan bioetanol.
Senior Vice President (SVP) Teknologi Inovasi PT Pertamina, Oki Muraza mengatakan bahwa sorgum berbeda dengan tebu. Sorgum tidak menghadapi masalah serupa. Sorgum merupakan tanaman yang multifungsi, di mana bulirnya bisa diolah menjadi tepung atau beras sorgum sebagai alternatif pengganti gandum, sementara batangnya dapat digunakan untuk menghasilkan bioetanol.
"Bisa paralel. Jadi untuk kasus budidaya sorgum ini tidak ada konflik antara food or energy. Jadi food-nya diperkuat, mengurangi impor gandum dan batangnya ini mengurangi impor BBM," kata Oki dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, dikutip Selasa (29/10/2024).
Hanya saja, tantangan yang dihadapi saat ini adalah terkait peningkatan kapasitas produksi nasional dari tanaman sorgum. Oleh sebab itu, Pertamina saat ini tengah berupaya untuk membudidayakan tanaman sorgum.
Oki membeberkan bahwa saat ini Pertamina tengah menggarap proyek percontohan budidaya sorgum di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB). Pihaknya menggunakan data geospasial untuk menentukan ketersediaan lahan yang cocok bagi budidaya sorgum.
Baca Juga: Bantu Entaskan Pengangguran, Yayasan Bulir Padi Rilis Program Kewirausahaan
"Jadi kita lihat sekarang geospasial berapa sih tersedia lahannya. Kemudian kita lihat lagi berapa yang bisa diperuntukkan untuk pertanian dan kita lihat juga kecocokan tanah dengan tanaman, dengan sorgum. Harapannya nanti produksi di pilot ini kita bisa orkestra kan seperti tadi. Bulirnya menjadi pangan, di-off-take oleh petani dan juga bisa didistribusikan, juga bisa diekspor untuk mengurangi impor gandum tadi dan kemudian batangnya menjadi bioetanol," ungkap Oki.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement