PT Kimia Farma Tbk terus memperkuat kontribusinya di bidang kesehatan melalui dua inovasi unggulan: JABAR BEDAS (Jawa Barat Bebas dari HIV/AIDS) dan SEIKAT RANTING (Sebuah Inovasi Makanan Sehat Taburan Anti Stunting) – New Taburia. Kedua program ini menghadirkan solusi konkret atas dua masalah kesehatan utama di Jawa Barat, yaitu tingginya angka kasus HIV/AIDS dan stunting.
Program JABAR BEDAS dirancang untuk memperluas akses masyarakat terhadap layanan skrining, diagnostik, dan pengobatan HIV/AIDS. Salah satu elemen pentingnya adalah Kifatest, alat rapid test HIV lokal dengan sensitivitas 100% yang telah memenuhi standar WHO. Selain itu, Kimia Farma memperkenalkan tablet Fix Dose Combination Antiretroviral (ELT), obat kombinasi pertama di Indonesia dengan bahan baku lokal yang mempermudah pasien mengonsumsi hanya satu tablet sehari untuk tiga zat aktif.
Sementara itu, SEIKAT RANTING – New Taburia dirancang untuk mencegah dan mengurangi prevalensi stunting melalui taburan 22 mikronutrien penting yang dapat dicampurkan ke dalam MPASI anak usia 6-23 bulan. Program ini menjadi solusi yang terintegrasi dengan upaya pemerintah, termasuk Tim Penurunan Prevalensi Stunting (TPPS) Provinsi Jawa Barat.
Baca Juga: Tingkatkan Pelayanan Kesehatan bagi Para Hakim, Kimia Farma Diagnostika Kerja Sama dengan IKAHI
Direktur Portofolio, Produk, dan Layanan Kimia Farma, Jasmine K. Karsono, mengungkapkan, “Inovasi ini adalah wujud komitmen kami untuk terus memberikan dampak nyata bagi masyarakat dan mendukung pemerintah dalam meningkatkan ketahanan kesehatan Indonesia.”
Atas inovasi tersebut, Kimia Farma berhasil meraih penghargaan di Kompetisi Inovasi Jawa Barat (KIJB) 2024 yang diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP2D) Jawa Barat. Penghargaan diberikan pada Kamis, 21 November 2024, di Bandung oleh Pj. Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin.
Program JABAR BEDAS berhasil masuk dalam top 3 kategori BUMN/BUMD sebagai salah satu inovasi terbaik. Sementara SEIKAT RANTING – New Taburia berada di posisi top 5. Kompetisi yang diikuti 1.219 peserta ini menilai berbagai aspek, seperti ide, metode, keberlanjutan, serta kontribusi terhadap pembangunan.
Baca Juga: Atasi Inflasi Medis, OJK Siapkan Aturan Baru buat Asuransi Kesehatan di Tahun Depan
“Kami sangat berterima kasih atas penghargaan ini. Ini menjadi motivasi kami untuk terus mendorong inovasi berbasis teknologi yang memberikan solusi nyata bagi tantangan kesehatan di Indonesia,” ujar Jasmine.
KIJB 2024 juga menjadi ajang penting untuk mengapresiasi inovator di berbagai sektor, termasuk BUMN, perguruan tinggi, dan lembaga pemerintah di Jawa Barat. Pj. Gubernur Bey Triadi Machmudin menegaskan, “Harapan kami, inovasi ini tidak hanya berhenti di penghargaan, tetapi terus memberikan dampak jangka panjang bagi masyarakat.”
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement