APPI Ungkap Prediksi Ekonomi Indonesia dan Dampak Kebijakan Donald Trump di 2025

Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) memproyeksikan kondisi Ekonomi Indonesia tahun 2025 akan menghadapi sejumlah tantangan berat, yang dipicu oleh dinamika geopolitik global dan kebijakan ekonomi Amerika Serikat (AS). 

Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno mengungkapkan bahwa optimis terhadap pertumbuhan ekonomi tahun depan, namun tetap dalam prinsip kehati-hatian. 

“Tidak baik-baik juga karena keadaan ekonomi terpilihnya Trump sebagai presiden AS jadi berubah, jadi kita harus hati-hati di tahun 2025,” kata Suwandi kepada Warta Ekonomi, Jakarta, Jumat (8/12/2024). 

Suwandi mengatakan kebijakan suku bunga the Fed mempengaruhi kondisi ekonomi Indonesia. Dalam beberapa bulan terakhir The Fed telah menurunkan suku bunga untuk merangsang perekonomian. 

Namun, Donald Trump dikabarkan tidak pro terhadap kebijakan suku bunga rendah dalam jangka panjang. Jika kebijakan ini dilanjutkan, maka berpotensi menekan keluar masuknya dolar AS dari pasar global, yang menyebabkan melemahkan nilai tukar rupiah. 

“Trump menyampaikan bahwa dia tidak pro bunga terus turun menjadi sangat rendah di Amerika karena dia pengen untuk supaya tidak ada dolar yang keluar dan investasi termasuk di Indonesia. Kalau dolarnya engga keluar dia mengaharapkan dolarnya balik, jika dolarnya balik, mata uang rupiah tertekan,” imbuhnya. 

Selain itu, situasi perang dagang AS dan China turut menjadi perhatian sebab kebijakan Donald Trump yang berencana menaikkan tarif impor barang China sebesar 60%. Perang dagang ini bisa berdampak langsung pada perekonomian Indonesia.

"Jika perang dagang ini terus berlanjut, Indonesia harus hati-hati. Kita harus menjaga ekspor dan mengendalikan impor untuk menstabilkan perekonomian," pungkasnya. 

Suwandi menyatakan untuk menghadapi berbagai tantangan, ia yakin pemerintahan Prabowo mampu menggenjot pertumbuhan ekonomi dan mempersiapkan kebijakan yang adaptif agar perekonomian bisa tetap tumbuh dengan stabil pada tahun 2025.