Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

APPI Ungkap Hambatan Pertumbuhan EV, Mulai dari Harga Bekas Jatuh Hingga Charging Station Minim!

APPI Ungkap Hambatan Pertumbuhan EV, Mulai dari Harga Bekas Jatuh Hingga Charging Station Minim! Kredit Foto: Unsplash/Waldemar Brandt
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tren penggunaan kendaraan listrik di Indonesia terus meningkat setiap bulan, seiring upaya pemerintah mendorong penerapan green financing di dalam negeri.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, penyaluran pembiayaan kendaraan listrik per Februari 2025 mencapai Rp15,74 triliun, naik 4,06% secara month-to-month (mtm) dibandingkan Januari yang sebesar Rp15,13 triliun.

Meski menunjukkan tren positif, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Suwandi Wiratno, menyoroti sejumlah tantangan yang masih membatasi penetrasi kendaraan listrik, terutama soal pasar yang belum merata.

Baca Juga: Pembiayaan Kendaraan Bekas Terus Melesat, Februari 2025 Tumbuh 15,56%

“Kendaraan listrik itu juga cuma ada di kota-kota besar. Ya, mungkin Jakarta salah satunya yang paling besar lah market share-nya,” kata Suwandi saat dihubungi Warta Ekonomi, Jakarta, Sabtu (19/4/2025).

Ia menilai, keterbatasan infrastruktur, terutama stasiun pengisian daya (charging station), menjadi salah satu alasan masyarakat belum sepenuhnya tertarik untuk beralih ke kendaraan listrik.

“Memang kalau di Jakarta banyak, terus kalau motor listrik, motor listrik sendiri juga, kan orang Indonesia beli motor itu kebanyakan dia pakai untuk memang kendaraan, untuk dia kerja, tapi kalau di dalam liburan kan dia dipakai buat pulang kampung,” urainya.

Baca Juga: OJK Catat Pembiayaan Kendaraan Listrik Tembus Rp15,74 triliun di Februari 2025

Suwandi menegaskan pentingnya pembangunan charging station yang merata guna meningkatkan minat masyarakat.

“Jadi pembangunan charging station itu menjadi bagian daripada kalau bisa memperbesar orang keinginannya untuk beli kendaraan listrik,” imbuhnya.

Ia juga menyoroti belum terbentuknya harga jual kembali (resale value) kendaraan listrik yang membuat masyarakat masih ragu-ragu untuk membeli.

“Nah, kan belum terbentuk harganya sendiri, harga bekasnya. Jatuh, iya. Banyak tantangannya, jadi mungkin kendaraan listrik ini juga yang beli,” tuturnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cita Auliana
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: