Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ketua LP2M UIN Cirebon: Penyebaran Daftar Produk Terafiliasi Israel Menyesatkan Masyarakat

Ketua LP2M UIN Cirebon: Penyebaran Daftar Produk Terafiliasi Israel Menyesatkan Masyarakat Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dalam beberapa waktu terakhir, banyak platform digital yang menyebarkan daftar produk yang diduga terafiliasi Israel tanpa adanya metodologi yang jelas. Hal ini menyebabkan kebingungan dan salah paham di kalangan masyarakat, terutama bagi mereka yang tidak memiliki kemampuan untuk memverifikasi sumber informasi tersebut.

Ketika dihubungi baru-baru ini, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) UIN Siber Syekh Nurjati, Cirebon, mengungkapkan keprihatinannya terhadap situasi ini dan menegaskan bahwa daftar-daftar tersebut bisa menyesatkan.

“Setiap orang dapat mengusulkan daftar produk terafiliasi Israel di platform digital mereka. Namun, tanpa dasar metodologis yang jelas, daftar-daftar ini bisa menyebabkan misleading atau kebingungan bagi masyarakat,” ujarnya.

Dalam pandangannya, penting untuk membangun kritisisme yang berbasis metodologi dalam menyaring informasi yang beredar di media sosial dan website.

Dia menekankan bahwa masyarakat harus melakukan penelusuran yang sistematis untuk memastikan kebenaran informasi tentang produk-produk yang diduga terafiliasi.

“Metodologi harus dibangun terlebih dahulu, apakah melalui penelitian, studi, atau pengembangan,” jelasnya.

Urgensi ini semakin besar bagi kalangan mahasiswa untuk melakukan kajian mendalam terkait hubungan antara brand-brand tertentu dengan Israel, dan menyusun metodologi serta alasan di balik penelitian tersebut.

Selaras dengan pandangan ini, Cendekiawan Muslim Prof. Nadirsyah Hosen dari Melbourne University juga menyatakan bahwa banyak platform yang tidak memiliki standarisasi dalam menyusun daftar produk terafiliasi Israel.

“Meskipun niatnya baik untuk memberikan informasi kepada publik, masyarakat sering kali tidak bersikap kritis karena emosi yang terkait dengan isu-isu mengenai Israel,” terangnya.

Baca Juga: Pengaruhi Perekonomian Nasional, Masyarakat Diminta Tidak Sembarangan Lakukan Boikot

Nadirsyah mengingatkan bahwa terdapat risiko signifikan akibat reaksi emosional terhadap informasi yang tidak diverifikasi, termasuk dampak negatif yang bisa dirasakan oleh individu.

“Kita tidak menolak untuk melakukan boikot, asalkan produk tersebut benar-benar terafiliasi Israel. Namun, jangan sampai kebencian terhadap satu produk bergeser menjadi kerugian bagi bangsa sendiri,” tegasnya. 

Dalam konteks ini, perlu dicatat bahwa Fatwa MUI tidak pernah secara langsung menyebutkan istilah "boikot". Sebaliknya, fatwa tersebut lebih menekankan dukungan terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina dari agresi Israel. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan lebih cermat dan menggunakan sumber yang valid sebelum mengambil sikap atau keputusan yang bisa berdampak luas.

Dengan begitu, penting bagi semua pihak untuk lebih jeli dalam menyaring informasi dan memastikan bahwa mereka tidak terjerumus dalam euforia boikot yang bisa berujung pada dampak negatif bagi perekonomian dan masyarakat secara keseluruhan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: