APBN 2024 Hasilnya Cukup Positif, Wamenkeu Dorong Optimalisasi Penerimaan Negara Lewat Pajak
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Thomas Djiwandono dalam acara peluncuran Indonesia Economic Prospects (IEP) oleh Bank Dunia, Senin (16/12/2024), mengungkapkan bahwa Indonesia berkomitmen memperkuat keuangan negara melalui tiga strategis utama. Di antaranya fokus pada optimalisasi penerimaan negara dengan menjaga keberlanjutan investasi.
Kedua adalah belanja negara berkualitas dengan mengutamakan efektivitas maupun efisiensi yang diarahkan pada sektor berdampak tinggi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Baca Juga: APBN Jabar Diproyeksikan Naik, MQ Iswara Dorong Pemerintah Fokus Atasi Kemiskinan dan Pengangguran
Terakhir, menurut Thomas perlu dilakukan pembiayaan inovatif yang merupakan pengelolaan risiko fiscal secara bijaksana untuk memastikan mekanisme pembiayaan yang berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan dengan tetap menjaga stabilitas fiscal.
Thomas menegaskan instrument penting yang menentukan kemajuan suatu bangsa adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). APBN juga salah satu instrument utama dalam melindungi masyarakat dan perekonomian dalam menghadapi berbagai gejolak. Oleh sebab itu, Thomas menyebut bahwa APBN ini berperan penting agar negara bisa menjaga kesehatan, kredibilitas maupun keberlanjutannya agar tidak menjadi sumber masalah.
“APBN akan tetap menjadi instrumen penting dan terpercaya untuk menjaga perekonomian dan masyarakat, serta melaksanakan program-program prioritas nasional. Pemerintah akan terus memantau kesehatan APBN untuk memastikannya tetap menjadi instrumen terpercaya,” kata dia, Senin (16/12/2024).
Selanjutnya, dia memaparkan bahwa kinerja APBN 2024 tergolong cukup positif dan masih berada dalam parameter kerangka APBN 2024 meskipun defisitnya meningkat. Selain itu, APBN 2024 tercatat masih konsisten dalam realisasi penerimaan dan belanjanya kendati penerimaannya tertekan dan belanjanya meningkat pesat.
Dalam belanja pemerintah, Thomas menyebutkan bahwa fokusnya yaitu pada peningkatan pendidikan, kesehatan, perlindungan sosial, ketahanan pangan, dan infrastruktur melalui investasi yang tepat sasaran untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan.
Kemudian realisasi penerimaan pajak pada akhir November 2024, dari sisi penerimaan, menyentuh angka 85%. Angka tersebut sesuai dengan target APBN serta meningkat 1,1% dari penerimaan tahun lalu.
Sementara itu, sektor yang menunjukkan kinerja baiknya dalam beberapa bulan terakhir seiring membaiknya kinerja sektor pertambangan adalah Pajak Penghasilan (PPh) nonmigas, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan pajak-pajak lainnya.
Peningkatan kinerja pajak pertambahan nilai dan pajak barang mewah juga meningkat. Hal tersebut didorong oleh meningkatnya aktivitas ekonomi domestik maupun impor khususnya pada sektor perdagangan dan kelapa sawit. Akan tetapi, penerimaan PPh sektor migas diketahui terus menurun akibat menurunnya lifting.
Untuk meningkatkan penerimaan pajak, Thomas mengaku jika Kemenkeu diberi mandat sesuai dengan target pencapaian Visi Indonesia 2045 Presiden Prabowo Subianto. Pihaknya mengaku mengupayakan optimalisasi penerimaan negara termasuk pencarian sumber penerimaan baru dalam Sidang Kabinet maupun beberapa kesempatan lainnya.
Baca Juga: Kemenkeu Sampaikan Perkembangan APBN hingga 30 November 2024
Selain itu, pemerintah juga sedang menyusun paket kebijakan ekonomi dengan cara membeaskan pajak atas barang dan jasa penting. Misalnya susu, gula, beras, daging, ikan, telur, sayur mayur hingga layanan pendidikan, kesehatan, keuangan, transportasi umum, dan lain-lain.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement