
“Diharapkan, model perjuangan Koperasi SDK dapat menginspirasi berdirinya koperasi-koperasi serupa di masa mendatang,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Pengurus Koperasi SDK Muchammad Yuli menuturkan, Koperasi SDK berdiri sejak tahun 2012, yang awalnya merupakan sebuah paguyuban yang beranggotakan 56 hingga 160 orang. Koperasi ini kini telah berkembang pesat dan bergerak di tiga bidang usaha utama.
Pertama, bidang barang/jasa dan pelatihan. SDK memberikan pelatihan di berbagai bidang, termasuk membatik, yang telah menjangkau seluruh Indonesia. Kedua, unit jasa keuangan syariah yang menyediakan permodalan bagi anggota koperasi. Ketiga, SDK Mart, sebuah unit usaha yang didirikan pasca pandemi Covid-19 untuk menaungi pedagang kecil di kawasan Kauman.
“Salah satu inisiatif penting Koperasi SDK adalah showroom bersama yang memfasilitasi pemasaran produk UMKM, khususnya batik,” jelasnya.
Hal ini berawal dari para perajin batik yang kesulitan memasarkan produknya, Koperasi SDK menginisiasi showroom bersama ini sebagai alternatif pemasaran yang efektif. Showroom ini tidak hanya menjadi tempat penjualan, tetapi juga menjadi daya tarik wisata karena banyak pengunjung yang berfoto di sana.
“Kami berharap dapat mengembangkan showroom bersama ini menjadi lebih besar dan menarik, sehingga dapat meningkatkan potensi pasar dan menyerap lebih banyak SDM, serta meningkatkan kesejahteraan para perajin batik,” harapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement