Kepala Bidang Pendaftaran, Ekstensifikasi, dan Penilaian Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil DJP) Jakarta Pusat, Nusrhinta Rifianty Rifani memaparkan kinerja perpajakan wilayah DKI Jakarta.
Dalam Konferensi Pers ALCO Regional Kemenkeu Satu Provinsi DKI Jakarta untuk periode sampai dengan November 2024, Selasa (24/12/2024), Nurshinta menyampaikan hingga 30 November 2024 pendapatan pajak pusat di DKI Jakarta 92,84% dari target atau mencapai Rp1.191,21 triliun.
Melansir dari siaran pers DJP, penerimaan pajak ini mengalami kontraksi sebesar 0,68% (y-o-y). Penurunan utamanya disumbang oleh Pajak Penghasilan (PPh) Non Migas sebesar 4,79% (y-o-y) yang disebabkan oleh penurunan PPh Pasal 25/29 Badan.
PPh Minyak dan Gas Bumi mengalami kontraksi sebesar 8,02% (y-o-y). Penurunan tersebut diakibatkan penurunan lifting migas. PBB dan Pajak Lainnya juga mengalami kontraksi sebesar 0,16% (y-o-y) karena tidak terulangnya pembayaran di 2024.
Di sisi lain, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) melanjutkan pertumbuhan positifnya dengan pertumbuhan sebesar 6,03% (y-o-y), hasil dari membaiknya aktivitas ekonomi dalam negeri dan impor terutama pada sektor perdagangan dan industri minyak kelapa sawit.
Bila ditinjau berdasarkan jenis pajak yang lebih detil, PPh Pasal 25/29 badan masih mengalami kontraksi, namun kian menipis pada bulan November, yaitu sebesar 24,68% (y-o-y). Kontraksi tersebut merupakan dampak dari penurunan signifikan harga komoditas seperti batu bara dan CPO.
Di sisi lain, PPh Pasal 21 menunjukan pertumbuhan positif sebesar 20,78% (y-o-y). Hal tersebut mengindikasikan aktivitas ekonomi masyarakat masih kokoh seiring dengan terjaganya gaji/upah yang diterima pekerja. PPh Pasal 25/29 Orang Pribadi juga mengalami kenaikan sebesar 17,53% (y-o-y).
PPN Dalam Negeri menunjukan pertumbuhan sebesar 6,39%, seiring dengan menipisnya restitusi pajak pada sektor industri pengolahan dan pertambangan serta membaiknya kinerja sektor perdagangan.
PPN Impor juga turut melanjutkan tren positif dengan tumbuh sebesar 4,69%, yang mengindikasikan peningkatan aktivitas ekonomi seiring dengan naiknya transaksi impor khususnya sektor perdagangan. PPh Final juga mengalami pertumbuhan sebesar 12,03% (y-o-y).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement