Harga minyak mentah dunia mencatat kenaikan signifikan pada penutupan perdagangan di Jumat (27/12). Kenaikan ini didorong oleh ketegangan geopolitik global hingga penurunan stok minyak mentah dari Amerika Serikat (AS).
Dilansir Senin (30/12), West Texas Intermediate (WTI) tercatat naik 1,4% atau 98 sen menjadi US$70,60 per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara Brent menguat 1,2% atau 91 sen ke US$74,17 per barel di London ICE Futures Exchange.
Baca Juga: Dari Pedagang Kecil, Sukses, hingga Bangkrut, Ini Perjalanan Taipan Minyak Singapura Lim Oon Kuin
Administrasi Informasi Energi AS (EIA) melaporkan stok minyak mentah turun sebesar 4,2 juta barel dalam pekan yang berakhir 20 Desember. Hal ini jauh melebihi perkiraan analis sebesar 1,9 juta barel. EIA menyebut penurunan ini terkait peningkatan aktivitas kilang dan lonjakan permintaan bahan bakar selama musim liburan.
Ketegangan geopolitik juga ikut andil dalam penguatan harga minyak kali ini. The North Atlantic Treaty Organization (NATO) baru-baru ini meningkatkan kehadirannya di Laut Baltik setelah Finlandia menyita kapal yang membawa minyak Rusia. Sanksi terhadap Rusia kembali menjadi perhatian pasar energi.
Baca Juga: Harga Minyak Sawit Melonjak: Bursa Malaysia Catat Kenaikan 2,46% dalam Seminggu
Adapun China juga diperkirakan akan segera mengalami perbaikan ekonomi. Bank Dunia menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi China untuk tahun 2024 dan 2025, didukung oleh stimulus fiskal termasuk penerbitan obligasi khusus senilai 3 triliun yuan (US$411 miliar).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement