- Home
- /
- Kabar Sawit
- /
- Pasar
Harga Minyak Sawit Melonjak: Bursa Malaysia Catat Kenaikan 2,46% dalam Seminggu
Bursa Malaysia Derivaties Exchange mencatat kenaikan harga kontrak minyak kelapa sawit acuan untuk pengiriman Maret 2025 pada akhir pekan ini. Tercatat harga kontrak naik sebesar 44 Ringgit Malaysia per ton atau setara 0,97% menjadi RM 4.587 per metric tonnya.
Sepanjang minggu, menurut Reuters, kontrak tersebut tercatat mengalami kenaikan sebesar 2,46% sehingga momentum tersebut menghentikan tren penurunan selama dua pekan terakhir secara beruntun.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Riset Komoditas di Sunvin Group, Anilkumar Bagani, menyoroti jika kenaikan tersebut didorong oleh beberapa faktor utama. Misalnya pelaku pasar yang memanfaatkan harga yang sebelumnya lebih rendah untuk melakukan pembelian.
Baca Juga: Optimalisasi Lahan Sawit dengan Padi Gogo, Bisa Dukung Swasembada Pangan
Kemudian, faktor pelemahan nilai mata uang Ringgit Malaysia tercatat melemah sebesar 0,18% terhadap dolar AS disebut-sebut membuat harga minyak kelapa sawit lebih kompetitif bagi pembeli internasional.
Faktor lainnya yakni harga minyak nabati berjangka di Tiongkok termasuk minyak kontrak soy oil dan minyak sawit di Bursa Dalian, tercatat masing-masing mengalami kenaikan sebesar 1,31% dan 1,1%. Tak hanya di bursa tersebut, harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT) turut terkerek hingga 0,43%.
Kendati harga minyak kelapa sawit menorehkan catatan performa mingguan yang cukup positif, namun ada juga faktor yang membatasi kenaikan harga minyak kelapa sawit. Di antaranya adalah kinerja ekspor yang melemah.
Berdasarkan data surveyor kargo, tercatat bahwa pada periode 1 – 25 Desember ekspor minyak kelapa sawit Malaysia mengalami penurunan sebesar 1,1% hingga 4% dibandingkan dengan periode yang sama bulan sebelumnya.
Baca Juga: Sawit Indonesia Bisa Jadi Pemain Global dengan ISPO
Selain berasal dari faktor domestik, perkembangan global juga turut memengaruhi pergerakan harga. Tercatat harga minyak nabati global, termasuk kedelai dan bungkil kedelai di CBOT mengalami kenaikan lebih dari 1%.
Kenaikan tersebut ditengarai oleh kekhawatiran perihal cuaca kering yang melanda beberapa wilayah di Argentina sehingga memengaruhi juga pasokan dan mendorong para spekulan keluar dari posisi short mereka masing-masing.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Fajar Sulaiman
Advertisement