
PT Pertamina (Persero) memantapkan langkahnya pada strategi bisnis pertumbuhan ganda (Dual Growth Strategy). Langkah ini merupakan strategi bisnis jangka panjang dan sejalan dengan misi dan program Asta Cita Pemerintahan Prabowo – Gibran untuk mendukung kemandirian bangsa melalui swasembada energi.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso menjelaskan bahwa strategi bisnis pertumbuhan ganda merupakan strategi yang dilakukan Pertamina untuk memaksimalkan bisnis warisan minyak dan gas bumi (Migas) dan disaat bersamaa terus berupaya membangun bisnis baru dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT) yang rendah karbon.
“Strategi dan rencana bisnis Perseroan untuk mewujudkan ketahanan dan kemandirian energi nasional didukung Kementerian BUMN. Untuk itu, Pertamina mendorong seluruh anak usahanya mengejar target bisnis dan operasional secara efektif dan efisien,”ujar Fadjar, Jakarta, Selasa (21/5/2025).
Untuk bisnis migas, Fadjar menerangkan bahwa hingga saat ini pertamina mencatatkan produksi mencapai 1,05 juta BOEPD (barel setara minyak per hari) dengan rincian produksi minyak sebesar 56 ribu BOPD (barel minyak per hari) dan produksi gas sebesar 2,86 miliar SCFD (standar kaki kubik per hari).
Baca Juga: Pertamina Perkuat Ekosistem Sustainable Aviation Fuel Indonesia
Pertamina juga terus melanjutkan peningkatan (upgrading) kilang dan pembangunan kilang baru. Salah satu proyek tersebut yakni proyek pembangunan kilang Balikpapan yang progresnya telah mencapai 92%.
“Optimalisasi kilang yang dijalankan Pertamina telah mengantarkan Indonesia mandiri Avtur dan Solar,” imbuh Fadjar.
Di saat yang sama, Fadjar mengungkapkan, Pertamina juga melayani kebutuhan BBM dan LPG untuk masyarakat dengan terus meningkatkan Program BBM 1 Harga di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) yang kini mencapai 573 titik. Menyediakan 6.703 outlet Pertashop untuk masyarakat yang jauh dari SPBU, penyediaan LPG ke 96% desa di Indonesia melalui program OVOO (one village one outlet). Hingga peningkatan digitalisasi ke seluruh infrastruktur pemasaran.
Baca Juga: Menteri BUMN Dukung Strategi Pertumbuhan Ganda Pertamina Untuk Wujudkan Swasembada Energi
Sementara itu dalam ranah EBT, Pertamina telah memiliki kapasitas terpasang energi baru terbarukan sebesar 2.502 MW dan produksi Geothermal 4,6 GWh. Bahkan, Pertamina merupakan pionir dalam perdagangan karbon di Indonesia dengan pangsa pasar nasional sebesar 95%.
“Dengan membangun bisnis rendah karbon, Pertamina juga dapat mendukung program dekarbonisasi Pemerintah untuk mencapai target Net Zero Emission 2060,”pungkas Fadjar.
Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement