Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jahja Setiaatmadja, Tukang Fotokopi Dokumen hingga Sukses Memimpin BCA dan Hibahkan Saham Rp74 miliar

Jahja Setiaatmadja, Tukang Fotokopi Dokumen hingga Sukses Memimpin BCA dan Hibahkan Saham Rp74 miliar Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA), merupakan salah satu tokoh inspiratif dalam industri perbankan Indonesia. Dengan perjalanan karier yang panjang, ia berhasil membawa BCA menjadi salah satu bank terkemuka di Asia Tenggara.

Sosok besar dalam dunia perbankan Indonesia ini sebenarnya memiliki cita-cita menjadi dokter gigi. Namun, kondisi ekonomi keluarganya yang terbatas membuatnya memilih jalur lain, yakni ekonomi. Ia pun melanjutkan pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) dan lulus pada tahun 1982.

Untuk mencukupi kebutuhan selama kuliah, Jahja memulai kariernya lebih awal dengan bekerja di firma akuntansi Price Waterhouse Coopers (PWC) pada tahun 1979 sambil menjalani kegiatan mahasiswa tingkat akhir. Pekerjaan pertamanya di sana cukup sepele, yaitu memfotokopi dokumen. 

Selain bekerja di PWC, Jahja juga mencari penghasilan tambahan dengan menjalankan bisnis rental kaset. Bisnis ini mempertemukannya dengan Rudy Capelle, salah satu direksi PT Kalbe Farma Tbk, yang kemudian menjadi pintu pembuka bagi langkah besar dalam kariernya.

Baca Juga: Berawal dari Nama Zodiak Leo, 'Si Calo Tiket' Rusdi Kirana Sukses Bangun Lion Air hingga Super Air Jet

Atas rekomendasi Rudy Capelle, Jahja bergabung dengan PT Kalbe Farma sebagai Asisten Manajer. Dengan kerja keras dan kemampuannya dalam bidang akuntansi dan keuangan, ia cepat naik jabatan hingga akhirnya menjadi Direktur Keuangan pada usia 33 tahun.

Tak lama kemudian, Jahja melanjutkan kariernya sebagai Direktur Keuangan di PT Indomobil hingga tahun 1990. Menunjukkan kinerja baik, keahlian dalam mengelola keuangan dan risiko bisnis membuatnya dipercaya untuk menangani bagian keuangan di PT Bank Central Asia Tbk (BCA) pada tahun 1990.

Di BCA, Jahja memainkan peran penting dalam mengelola risiko keuangan, terutama saat krisis ekonomi 1998 yang melanda Indonesia. Berkat kepemimpinannya, BCA mampu melewati masa sulit tersebut dan tetap menjadi salah satu bank terbesar di Indonesia.

Karier Jahja di BCA terus menanjak. Pada tahun 1999, ia diangkat menjadi Direktur BCA, lalu menduduki posisi Deputi Presiden Direktur pada periode 2006-2011. Puncaknya, ia dipercaya menjadi Presiden Direktur BCA sejak tahun 2011 hingga sekarang.

Di bawah kepemimpinannya, BCA terus berkembang dan menunjukkan pertumbuhan yang kuat, bahkan di tengah tantangan global seperti pandemi.

Baca Juga: Sukses Wariskan Djarum untuk Budi Hartono dan Michael Hartono, Ini Cerita Oei Wie Gwan 'Si Tukang Mercon' Membangun Bisnis

Baca Juga: Berawal dari Mitra Franchise Pertama, Ray Kroc Sukses Beli McDonald's dan Kembangkan 7.500 Cabang

Selain sukses dalam dunia perbankan, Jahja juga mengambil langkah strategis dalam mengelola aset pribadinya. Pada 18 Agustus 2023, ia menghibahkan sebanyak 8 juta saham BCA kepada dua anaknya, Enrica Ariestia PS dan Elizabeth Ariestia MS. Saham tersebut dialihkan dengan harga Rp9.250 per saham, sehingga total nilai transaksi mencapai Rp74 miliar. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: