Ekonom Soroti Menurunnya Investasi ke Startup Digital Lokal, Indonesia Ditinggalkan?

Ekonom sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Nailul Huda, menegaskan pentingnya peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) untuk menarik investasi ke sektor ekonomi digital Indonesia.
Hal tersebut Nailul ungkapkan dalam acara Outlook 2025 bertajuk "Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia: Tantangan dan Peluang di Era Baru” yang digelar di Jakarta pada Kamis, (30/1/2025).
Baca Juga: Pakar: Skandal eFishery Bakal Pengaruhi Aliran Investasi dalam Startup Teknologi
Nailul menilai jika ekonomi digital Indonesia berpotensi untuk tumbuh hingga US$200 miliar sebelum tahun 2030 ini. Akan tetapi, tren investasi terhadap perusahaan rintisan atau startup digital juga kian mengalami penurunan sejak tahun 2021.
Menurut Nailul, pada tahun-tahun tersebut, total investasi yang masuk ke perusahaan rintisan digital mencapai Rp144 triliun. Akan tetapi, pada tahun 2022 hingga tahun 2024 ini nilainya turun drastis menjadi Rp63 triliun
Nailul mengungkapkan jika puncak pertumbuhan ekonomi digital memang terjadi pada tahun 2021 – 2022, namun kini kondisi tersebut telah kembali ke kondisi normal seperti sebelum pandemi Covid-19. Maka dari itu, dia mengaku ragu terhadap proyeksi pertumbuhan ekonomi digital Indonesia yang digadang-gadang mencapai US$200 miliar.
"Jadi, memang kalau tadi dibandingkan ekonomi digital (Indonesia) bisa mencapai US$200 miliar, kita cukup ragu dengan hal itu sebenarnya," ujar Nailul, dikutip Jumat (31/1/2025).
Selain itu, Nailul juga mengapresiasi langkah Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) yang mulai menaruh atensi dan fokus pada pengembangan kualitas SDM di sektor ekonomi digital.
Pasalnya, kebijakan tersebut dinilai berbeda dengan sebelumnya saat kementerian tersebut masih bernama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) yang lebih berorientasi pada pembangunan infrastruktur digital.
Lebih lanjut, ekonom dari CELIOS tersebut turut menyoroti kehadiran layanan kecerdasan buatan (AI) DeepSeek dari China, yang saat ini tengah menyebabkan volatilitas tinggi di pasar saham Amerika Serikat, khususnya pada saham-saham sektor teknologi, termasuk NVIDIA.
Baca Juga: Ekosistem Startup Indonesia Lebih dari Tumbuh Pesat
Dengan kondisi investasi yang terus menurun, Nailul menekankan bahwa strategi peningkatan SDM sangat diperlukan untuk memastikan daya saing ekonomi digital Indonesia di masa depan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement