Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Berkomitmen Percepat Transisi Energi Bersih, Indonesia-Prancis Luncurkan Program Ini

Berkomitmen Percepat Transisi Energi Bersih, Indonesia-Prancis Luncurkan Program Ini Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indonesia berkomitmen mempercepat transisi energi bersih, salah satunya dengan Indonesia Energy Transition Facility (IETF) yang diluncurkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Agence Francaise De Developpement (AFD) di Jakarta pada Rabu (5/2/2025).

Program tersebut merupakan bagian dari perjanjian hibah langsung (Implementing Agreement) yang ditandatangani pada 1 November 2024 dengan total nilai komitmen sebesar EUR 3 juta.

Baca Juga: Prancis Kucurkan Dana Hibah Rp250 Miliar untuk Transisi Energi Indonesia!

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, menyampaikan bahwa transisi energi merupakan bagian penting dalam prioritas sektor energi di bawah Kabinet Merah Putih 2024-2029. 

Ia menjelaskan bahwa visi dan prioritas sektor energi dalam kabinet yang dipimpin oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menitikberatkan pada ketahanan dan swasembada energi untuk memastikan kemandirian serta keberlanjutan energi nasional.

Beberapa program prioritas yang sedang dijalankan mencakup hilirisasi mineral dan batu bara, peningkatan lifting minyak dan gas bumi, penerapan biodiesel 40%, serta penyediaan gas untuk industri dalam negeri. Dadan menegaskan bahwa seluruh program ini tetap memperhatikan target pengurangan emisi gas rumah kaca.

"Pada tahun 2024, realisasi penurunan emisi gas rumah kaca (Indonesia) sektor energi mencapai 147,61 juta ton CO2 ekuivalen, melampaui target yang kami tetapkan sebesar 142 juta ton. Jadi kita masih on the track pada pengurangan emisi," ungkapnya, dikutip dari siaran pers Kementerian ESDM, Jumat (7/2).

Selain itu, Dadan juga menyampaikan bahwa pengembangan kelistrikan periode 2025-2034 direncanakan mencapai kapasitas 71 gigawatt (GW), sejalan dengan komitmen global dalam menurunkan emisi dan meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan. 

"Dalam menjalankan transisi energi, pemerintah melalui Kementerian ESDM menjalin kerja sama strategis dengan berbagai pihak. Dengan AFD seperti yang kita bicarakan sekarang, diharapkan kolaborasi ini dapat mempercepat transformasi Indonesia menuju sistem energi yang lebih hijau, ramah lingkungan, dan berkelanjutan," tambahnya.

Dalam aspek teknologi penangkapan karbon, Dadan menyebut bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam penerapan Carbon Capture Storage (CCS). 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: