Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Asing Terus Tarik Dana, IHSG Bisa Terjerembab ke Level 6.600

Asing Terus Tarik Dana, IHSG Bisa Terjerembab ke Level 6.600 Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih tertekan setelah anjlok 5,16% dalam sepekan dan ditutup di level 6.742. Secara teknikal, IHSG telah menembus batas penting Moving Average (MA) 200 weekly, yang menjadi sinyal kuat bahwa tren pasar sedang melemah.

Namun, pada perdagangan Jumat (7/2), IHSG menunjukkan tanda-tanda perlawanan. Saat mendekati level support historis 6.600–6.700, indeks membentuk pola candle hammer, yang sering dianggap sebagai sinyal potensi rebound dalam jangka pendek.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Dimas Krisna Ramadhani, menjelaskan bahwa IHSG memiliki dua kemungkinan arah pergerakan.

Baca Juga: IHSG Rontok 5,16%! Saham BMRI & BREN Jadi Biang Kerok Anjloknya Bursa

“Dalam jangka pendek, IHSG berpotensi rebound setelah menunjukkan rejection di area support pada Jumat kemarin. Jika menguat, targetnya di resistance 6.880–6.970,” ujar Dimas.

Namun, dalam jangka menengah, IHSG masih berisiko melemah lebih lanjut. Ia memprediksi indeks bisa turun ke level support 6.500–6.600, terutama karena investor asing terus menarik dana mereka dari pasar saham Indonesia.

"Aliran dana asing yang keluar secara konsisten adalah sinyal peringatan. Jika dikonfirmasi dengan tren teknikal, maka kemungkinan besar pasar masih akan melemah,” jelasnya.

Baca Juga: Pasar Modal dalam Sepekan! IHSG Ambruk 5,16%, Kapitalisasi Pasar Hilang Rp724 Triliun!

Pelemahan IHSG dalam sepekan terakhir (3–7 Februari 2025) terutama disebabkan oleh sektor energi dan material dasar.

IDX Energy anjlok 7,6% akibat penurunan tajam saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA). Saham DSSA, yang merupakan kapitalisasi pasar terbesar kedua di sektor energi, ikut menyeret IHSG ke bawah.

IDX Basic Materials turun 5,5% setelah saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) merosot 8%. Kejatuhan TPIA terjadi setelah grup Barito (BREN, CUAN, PTRO) gagal masuk dalam indeks MSCI pada Februari ini.

Di tengah tekanan pasar, sektor teknologi justru menguat 3,9% dalam sepekan. Kenaikan ini didorong oleh saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) yang naik 2,5%.

Kabar merger GOTO dengan Grab sempat menjadi katalis positif yang mendorong harga sahamnya naik tajam pada 4 Februari. Meski kemudian pihak GOTO membantah rumor tersebut sehari setelahnya, sentimen positif tetap bertahan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: