
Dolar Amerika Serikat (Dolar AS) tercatat bergerak stagnan dalam perdagangan di Rabu (12/2). Pasar terus menimbang kondisi perekonomian hingga efek kebijakan yang akan dibawakan oleh Donald Trump.
Dilansir dari CNBC International, Kamis (13/2), Indeks Dolar (DXY) yang mengukur kekuatan greenback terhadap mata uang utama lainnya tercatat stabil di level 107,90.
Baca Juga: Merespons Kebijakan Ekonomi Trump, Grant Thornton Indonesia Ungkap Strategi untuk Indonesia
Data perekonomian terbaru menunjukkan adanya inflasi yang meningkat di AS. Indeks Harga Konsumen (CPI) tercatat naik 0,5% di Januari 2025. Capaian tersebut melibihi ekspektasi pasar yang hanya 0,3%.
Adapun inflasi inti tercatat naik hingga 0,4%. Capaian tersebut juga melebihi ekspektasi pasar yang sebesar 0,3%. Adapun secara tahunan, inflasi utama mencapai 3,0% atau melebihi proyeksi yang sebesar 2,9%. Inflasi inti juga ikut naik ke 3,3% atau lebih tinggi dari prediksi yang sebesar 3,1%.
Pasar dengan ini semakin yakin dengan penahanan suku bunga tinggi yang lebih lama oleh Federal Reserve (The Fed). Investor kini hanya memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 26 basis poin hingga akhir tahun atau lebih kecil dari estimasi 37 basis poin sebelum rilis data inflasi.
Meski demikian, pasar terus menyoroti dinamika ekonomi dari AS. Hal ini tidak terlepas dari rencana kebijakan tarif balasan untuk sejumlah negara yang digadang-gadang akan diterapkan oleh Trump.
Baca Juga: Dua Negara Ini Terancam Kena Tarif Impor hingga 50% dari Trump
Pasar cukup khawatir bahwa kebijakan tersebut akan menimbulkan gejolak inflasi yang besar karena adanya kemungkin perang dagang yang akan mengancam ekonomi dari AS.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement