
Melambungnya harga properti serta meningkatnya biaya hidup setinggi langit seolah mengaburkan pandangan Generasi Z terhadap masa depan kemandirian dan kemapanan yang mereka impikan.
Akan tetapi, tantangan tersebut kini seolah mengabur lantaran adanya Program Sejuta Rumah yang disediakan oleh pemerintah serta opsi pembiayaan melalui fintech yang menjadi solusi bagi mereka yang mendamba huniannya sendiri.
Dalam keterangannya, CEO & Founder Pinhome, Dayu Dara Permata mengatakan bahwa salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh Gen Z selama ini adalah keterbatasan penghasilan yang masih belum sebanding dengan harga properti saat ini.
Baca Juga: Menteri PKP Minta Rumah Subsidi Harus Berkualitas, SIG Dukung dengan Inovasi Bata Interlock Presisi
“Banyak dari mereka baru mulai bekerja dengan tabungan yang minim, sehingga sulit untuk membeli rumah. Ditambah lagi, pengajuan KPR sering terhambat karena riwayat kredit yang kurang dan pekerjaan yang belum stabil,” jelas Dayu, Sabtu (15/2/2025).
Tak hanya itu, saat ini banyak dari Gen Z yang termasuk dalam “Generasi Sandwich” alias mereka yang harus menopang kehidupan keluarga sambil memenuhi kebutuhan sendiri.
Berdasarkan data dari Pinhome Home Value Index (PHVI), ada kabar baik untuk para Gen Z pasalnya saat ini terjadi tren penurunan harga jual rumah di beberapa wilayah Jakarta, seperti Jakarta Utara dan Jakarta Pusat dengan penurunan hingga 10% di beberapa area.
Harga sewa rumah, kata Dayu, turut mengalami penurunan khususnya untuk rumah dengan tipe kecil hingga menengah.
Sementara itu, dari sisi pertumbuhan pasar, Bank Indonesia (BI) turut mencatat bahwa harga properti residensial pada kuartal IV 2024 tumbuh terbatas yakni hanya naik 1,39% secara tahunan (yoy). Angka tersebut relatif lebih rendah dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Baca Juga: Erck Thohir Apresiasi Rencana Kerja Sama Swasta-BUMN dalam Program 3 Juta Rumah
Penjualan rumah tipe kecil dan menengah mengalami kontraksi masing-masing sebesar 23,70% dan 16,61% sementara penjualan rumah tipe besar justru meningkat 20,44%.
“Untuk pembelian rumah, mayoritas transaksi masih dilakukan melalui Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan pangsa 72,54%, sementara pembayaran tunai hanya mencakup sekitar 8,72%. Sumber pendanaan utama bagi pengembang masih berasal dari dana internal sebesar 74,38%, dengan sebagian kecil dari pinjaman perbankan sebesar 15,18%,” jelas Dayu.
Meskipun tantangan bagi Gen Z dalam memiliki rumah cukup besar, imbuhnya, namun dia menilai berbagai alternatif solusi seperti program subsidi, fintech, serta peluang harga yang lebih kompetitif di beberapa wilayah tetap memberikan harapan bagi mereka untuk memiliki hunian sendiri di masa depan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Belinda Safitri
Tag Terkait:
Advertisement