- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Dijanjikan Rp19 Triliun, Investasi Pabrik Baterai oleh CATL Malah Susut Jadi Rp6,75 Triliun!

Investasi Contemporary Amperex Technology Co Ltd. (CATL) dalam proyek pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik di Indonesia mengalami penyusutan signifikan dari rencana awal. Direktur Utama PT Industry Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho mengungkapkan bahwa realisasi investasi dari perusahaan asal Tiongkok itu baru mencapai setengah dari komitmen awal yang disepakati.
"Awalnya total investasi mereka 15 GWh Pak, itu hampir 1,2 bilion US. Namun dari ODI approval yang kami peroleh dari mereka, saat ini baru setengahnya Pak. Jadi sekitar 6,9 GWh atau 417 juta dolar (Rp6,75 triliun)," ujar Toto dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR RI di Jakarta, Senin (17/2/2025).
Sebelumnya, IBC bersama anak usaha CATL, CBL International Development Pte Ltd, telah menandatangani kesepakatan untuk membentuk perusahaan patungan bernama PT Contemporary Amperex Technology Indonesia Battery (PT CATIB).
Baca Juga: Bukan Lagi Project Development Company, IBC Kini Jadi New Energy Materials Investment Holding
Dalam perjanjian awal, kedua perusahaan sepakat mengembangkan proyek baterai sel dengan total investasi mencapai US$ 1,18 miliar atau Rp19,1 triliun dan kapasitas produksi sebesar 15 GWh per tahun.
Namun, dalam persetujuan Penanaman Modal Langsung Luar Negeri (Overseas Direct Investment/ODI) yang diterima IBC, jumlah investasi yang disetujui hanya setengahnya.
Saat ini, lanjut Toto IBC tengah bernegosiasi dengan CATL untuk mencari solusi atas selisih investasi tersebut, sebelum finalisasi kerja sama yang dijadwalkan pada 28 Februari mendatang.
"Kita memerlukan banyak sekali dokumen-dokumen yang harus mereka lengkapi, supaya kita mendapatkan kepastian terhadap investasi dan juga salah satu hal yang kami minta adalah kepastian off-take agreement dari mereka. CATL juga menyampaikan draft dari bankable feasibility study tanggal 21 Januari. Nah namun kembali beberapa informasi terkait detail dari dokumen itu masih sangat kita butuhkan," tambah Toto.
Baca Juga: IBC Sebut 40% Bahan Baku Baterai EV Dunia Berasal dari RI, Tapi Mayoritas Diolah Cina
Sebagai informasi, proyek pembangunan battery cell manufacturing oleh perusahaan patungan antara IBC dan CBL ini merupakan bagian dari Project Dragon yang merupakan bagian dari 5 proyek strategis IBC.
Pabrik ini direncanakan akan mengolah Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) menjadi ternary (NCM) prekursor, kemudian mengubahnya menjadi cathode active material (CAM) dengan kapasitas produksi 30 ribu ton CAM per tahun. Dari jumlah tersebut, sekitar 22,5 ribu ton CAM akan digunakan untuk manufaktur baterai sel dalam proyek bersama, sementara sisanya dijual ke pihak lain.
Dengan skema kepemilikan awal sebesar 40% untuk IBC dan 60% untuk CATL, pabrik yang akan dibangun di Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara ini ditargetkan mulai beroperasi pada kuartal kedua tahun 2031.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri
Advertisement